Minggu, 05 Mei 2013

Skuad Terbaik Manchester United Sepanjang Masa



MANCHESTER UNITED DREAM TEAM ALL OF TIME
1. Peter Smeichel (GK, Denmark)
Siapakah kiper terbaik di dunia? Kalau pertanyaan ini diajukan ke fans MU maka jawabannya rata2 akan sama yaitu Peter Schmeichel. Ya, Peter Schmeichel adalah kiper MU yang selama 8 tahun karirnya di MU sukses membantu MU memenangkan dua kali “double” (juara FA Cup dan EPL sekaligus semusim) di tahun 1994 dan 1996. Selain itu tentu saja “treble” legendaris di tahun 1999. Selama karirnya bersama MU, Peter Schmeichel mendapatkan penghargaan sebagai kiper terbaik di dunia, dan rasanya siapapun yang pernah melihat aksi2 gemilang Schmeichel pasti akan setuju.

2. DENIS IRWIN (LB, IRLANDIA)
Denis Irwin, merupakan salah satu legenda winger terbaik yang dimiliki oleh Manchester United. Tidak diragukan lagi, ia adalah salah satu pemain paling penting di era kejayaan MU tahun ‘90an. Denis Irwin sangat dapat diandalkan dan kemampuannya untuk bermain di beberapa posisi yang berbeda, menjadikannya pemain inti yang tidak tergantikan baik di klub MU maupun timnas Republik Irlandia selama hampir 10 tahun.
Irwin sukses membawa sejumlah trofi domestik dan Eropa bagi United dalam waktu antara 1990 hingga 2002. Irwin telah bermain sebanyak 529 kali penampilan dalam waktu 12 tahun berkiprah bersama United.
3. GARY NEVILLE (RB, INGGRIS)
United masih terus mencari pemain yang dapat mengisi lubang yang ditinggalkan Neville setelah dia pensiun Pemain belakang paling solid yang dibutuhkan untuk menjuarai Premier League, Neville terus bermain bersama United dari awal hingga akhir karirnya dan juga mempunyai hubungan yang sangat baik dengan David Beckham. Cedera sering menimpanya selama empat musim terakhirnya, yang juga berdampak besar atas karir sepakbolanya bersama timnas, tapi dia tetap berkecimpung dengan dunia sepakbola setelah pensiunnya dengan memasuki dunia media kabar. Lulusan langsung dari Academy United. Tampil 602 kali dengan mencetak 7 gol, delapan kali juara Premier League, tiga kali juara FA Cups, dua kali League Cups, Champions League, Intercontinental Cup, FIFA Club World Cup.
4.  JAAP STAM (CB, BELANDA)
Striker mana yang tidak gentar melihat Stam berdiri di barisan belakang Manchester United, posturnya yang tinggi besar namun lincah serta kuat di udara sering kali menyulitkan penyererang lawan untuk mencetak gol. Bersama Smeichel, ia menjadi momok para penyerang untuk mencetak gol. Namun penampilan mengesankan dari Stam hanya bertahan tiga musim setelah Alex Ferguson memutuskan untuk melepasnya ke Lazio.Penjualan dirinya diperdebatkan oleh banyak pihak yang mengira bahwa Ferguson tidak menyukai komentar yang tertulis didalam buku autobiography Stam, walau tidak lama kemudian Ferguson memberi keterangan bahwa alasan penjualan Stam ke Lazio dikarenakan penawaran yang diberikan Lazio sulit untuk dilewatkan. Walau demikian, pemain Belanda paling mahal dalam sejarah ini menikmati bermain di Old Trafford dengan terpilih menjadi pemain belakang terbaik Liga Champion selama dua musim berturut-turut. Didatangkan dari PSV dengan harga 10,6 juta pound. Tampil sebanyak 120 kali dan mencetak 1 gol, tiga kali juara Premier League, FA Cup, Champions League, Intercontinental Cup.
5. NEMANJA VIDIC (CB, SERBIA)
Satu lagi bek tangguh yang dimiliki Manchester United adalah Nemanja Vidic. Pemain yang dapat memberikan seluruh kemampuannya untuk mengamankan gawang United, kejadian yang paling diingat oleh fans United adalah pada tahun 2008 ketika berduel dengan Didier Drogba sehingga membuat mulutnya berlumuran darah akibat terkena lutut Drogba… Mampu memotivasi rekan-rekannya dilapangan, sangat pandai dalam membaca serangan lawan dan kuat dalam duel di udara. Bersama Rio Ferdinand dan Edwin Van De Sar, ia menjadi salah satu kunci sukses di lini belakang United menjuari Liga Champions melawan Chelsea.
6. SIR BOBBY CHARLTON (CMF, INGGRIS) / PAUL SCHOLES (CMF, INGGRIS)
Kali ini saya bingung memasukan antara Scholes dan Bobby Charlton, setelah lama berfikir akhirnya saya memutuskan untuk memilih Sir Bobby Charlton..
Tidak ada yang mewujudkan reputasi Manchester United lebih baik dari Sir Bobby Charlton. Setelah selamat dari tragedi Munich, ia mendedikasikan setiap pertandingan untuk semua rekan timnya yang menjadi korban jatuhnya pesawat  pada 6 Februari 1958. Sir Robert “Bobby” Charlton, lahir di Ashington, Inggris, 11 Oktober. Ia adalah legenda Manchester United yang juga menjadi pahlawan the three lion saat merengkuh piala dunia tahun 1966 di Wembley Stadium.
Dalam usia 17 tahun Bobby sudah bergabung dengan setan merah. Dan selama berkarir bersama MU, ia telah mengukir 754 rekor permainan, dengan mencetak 247 gol. Bobby juga menjadi bagian penting dalam kebangkitan MU pasca tragedy Munich. Kesetiaanya terhadap setan merah patut diacungi jempol, meskipun klub-klub elit di Inggris selalu mengincarnya.
Bulan Agustus 1975 Sir Bobby memutuskan pensiun sebagai pemain. Pada bulan Juni 1984 Charlton menjadi direktur Manchester United, posisi yang masih berlaku sampai sekarang. Ia juga dianugerahi OBE dan CBE, dan gelar bangsawan “sir” bulan Juni 1994. Semuanya adalah bentuk apresiasi klubnya dan sepak bola Inggris atas permainan, dedikasi, kesetiaan dan totalitasnya dalam memajukan dunia sepakbola Inggris.
7. ROY KEANE (DMF, IRLANDIA) / BRYAN ROBSON (CMF, INGGRIS)
Saya dibuat berhenti lagi di lini tengah.. Kali ini Roy Keane dan Bryan Robson…
Adalah sebuah pertanyaan sulit bagi seluruh fans United apabila ditanya siapa kapten yang lebih hebat antara Bryan Robson atau Roy Keane. Tapi fans United mana yang bisa melupakan kapten Roy Keane yang berjuang mati-matian menginspirasi rekan-rekannya mengalahkan Juventus di Turin saat semifinal Champions League 1999. Keano yang tahu harus absen di final terlihat seperti tidak mungkin terkalahkan dan sesuai salah satu julukannya ‘Manusia Dinamo’, ia terus mengawal lini tengah United selama 90 menit, pandangannya menyapu seluruh sisi lapangan dan menjadi ancaman pada pertahanan Juventus meskipun harus absen di laga final.  Sayang akibat kartu kuning, Roy Keane tidak bisa tampil dalam malam final yang luar biasa di Nou Camp tersebut tapi tidak ada satupun yang meragukan bahwa berkat jasa besar Keano akhirnya Manchester United berhasil mengangkat tinggi tropi European Champions League tahun 1999.
8. DAVID BECKHAM (RMF, INGGRIS)
Spesialis bola mati dengan akurasi tendangan melengkung yang luar biasa. Lihat saja betapa dimanjakannya striker semacam Yorke, Paul Ince dan Teddy Sheringham dengan crossing-crossing yang akurat. Jebolan asli akademi Manchester United class of 92 bersama Gary Neville dan Scholes. Selama bersama MU, dia ikut memenangkan 6 gelar juara Premier League, piala FA Cup 2 kali, Liga Champions 1999, Piala Interkonental dan Piala FA Youth. Sayang perselisihannya dengan Sir Alex di ruang ganti membuatnya hijrah ke Real Madrid pada tanggal 1 Juli 2003. Salah satu gol paling indah yang paling diingat oleh para fans United adalah saat dia melepaskan tendangan ke gawang Wimbledon pada musim 1996/1997. Beckham yang melihat penjaga gawang terlalu jauh meninggalkan gawang dengan cerdik melepaskan tendangan keras dari tengah lapangan yang berjarak 55 meter!
9. RYAN GIGGS (LMF, WALES)
Siapakah legenda Manchester United yang masih bermain hingga saat ini? Ya, benar.. Ryan Giggs lah jawabannya. Cepat, lincah, memiliki skill yang luar biasa serta visi bermain yang tinggi membuatnya selalu menjadi pilihan utama di skuad Sir Alex Ferguson di sayap kiri. Berbagai prestasi telah didapat oleh pemain menahbiskan karirnya untuk Manchester United, dari mulai Liga Inggris, Fa Cup, Carling Cup, Liga Champions, Piala dunia antar klub dan penghargaan individu lainnya.
Prestasi terbaru pada bulan Februari adalah ketika ia melawan Norwich, dimana dia menandai pertandingan ke-900 nya dengan mencetak satu gol untuk kemenangan United 2-1. Mungkin tidak banyak yang tahu bahwa sebelumnya Giggs adalah pemain Manchester City junior pada awal karirnya tahun 1985 sebelum hijrah ke rival sekota pada tahun 1990.
10. ERIC “KING” CANTONA (CF, PERANCIS)
Siapa yang tidak bergetar mengingat sosok Eric Cantona yang berdiri dengan penuh percaya diri di panggung Old Trafford dengan kerah baju diberdirikan, sebuah trend yang mungkin hanya akan selalu menjadi miliknya pribadi. Dengan imajinasi dan determinasinya, Eric Cantona tidak memerlukan waktu lama untuk membuat seluruh publik Old Trafford jatuh hati padanya. Cantona memberi dimensi lain pada permainan United yang akhirnya mengakhiri penantian panjang mereka dengan memenangkan title juara EPL pada musim itu juga (1992/93), dan diikuti dengan “double” juara EPL dan FA Cup di musim berikutnya (1993/94).
Kejadian di Selhurst Park bulan Januari 1995 saat pertandingan tandang Crystal Palace membuyarkan ambisi MU untuk mendapatkan juara EPL tiga kali berturut di musim 1995/96. Akibat “tendangan kungfu” Cantona pada fans lawan yang mengejeknya, ia harus rela mendapatkan hukuman dilarang tampil selama 8 bulan. Hampir saja MU kehilangan Cantona karenanya tetapi sentuhan emas Sir Alex Ferguson akhirnya sukses meyakinkannya untuk tetap bertahan menghadapi cobaan sulit ini. Hasilnya adalah pada musim 1995/96, Eric Cantona melakukan comeback saat pertandingan melawan Liverpool dan langsung mencetak gol lewat titik penalti. Tidak itu saja comeback Eric Cantona itu juga disertai dengan ban kapten di tangannya, ya Fergie resmi menunjuk Cantona sebagai kapten baru pasukannya. Hasilnya? MU mengulang “double” dengan memenangkan juara EPL mengandaskan ambisi Newcastle dan juga juara FA Cup berkat gol cantik di menit-menit akhir oleh……… Eric ‘The King’ Cantona. Benar-benar ‘Come Back With A Bang ala The King’.
Tanpa mengesampingkan sisi gelap Cantona yang pernah mencoreng karir sepakbolanya, akan tetapi gaya sepakbola Cantona sangat unik. Acap kali dia terlihat tidak peduli di saat rekan-rekannya sedang berjibaku di lapangan, tetapi tanpa terduga Cantona bisa mendapatkan posisi yang sangat bagus dan memulai kreasinya dengan berbagai operan jitu, mengatur serangan-serangan berbahaya hampir dengan penuh kesempurnaan bak seorang pemimpin orkestra. Selain seni kreasi nan indah, Cantona juga ditunjang dengan fisik yang atletis dan kuat sehingga seringkali ia mampu mengusir pemain bertahan lawan hanya dengan menggerakkan bahunya.
Walaupun banyak yang mengatakan bahwa pembelian Eric Cantona merupakan sebuah kesalahan besar karena temperamen Cantona yang gampang meledak, tapi Fergie tidak peduli dan demikian juga dengan kebanyakan fans United. Faktanya adalah dengan adanya Cantona berarti MU memiliki salah satu pemain paling berbakat di dunia yang mempunyai kemampuan paling komplet dalam hal merobek gawang lawan. Dan dalam hal ini penilaian Fergie sekali lagi terbukti benar. Ferguson menyebut Cantona adalah something missing dalam skuadnya yang selama ini dia cari. Jasanya sebagai ‘juru selamat’ bagi klub The Red Devils yang sukses dibawanya ke era kejayaan. Pemain depan flamboyan asal Perancis ini sendiri juga akhirnya menemukan ‘rumah’ di klub MU di bawah asuhan Sir Alex Ferguson yang mampu memahami dirinya dan mengoptimalkan kemampuannya di lapangan. Tidak berlebihan kalau sampai kini Eric Cantona sering diidentikkan dengan Manchester United.
11. GEORGE BEST (SS, INGGRIS) / CRISTIANO RONALDO (LWF, PORTUGAL)

GEORGE BEST
Pemain Sepak Bola terbaik yang pernah ada, itulah yang dikatakan Pele untuk memuji kualitas legenda MU yang satu ini. George Best  merupakan salah satu pemain terbaik Manchester yang pernah mengantarkan MU juara liga Champion untuk pertama kalinya setelah mengalahkan benfica 4-1 di tahun 1968. Ia adalah pemain ulet yang berbahaya ketika berada di dalam kotak penalty. Walaupun posisi aslinya adalah second striker,tapi ia sering dijadikan menjadi striker bahkan gelandang karna ketangguhan fisiknya.
George sudah Bermain sebanyak 361 laga, dengan mengasilkan 136 goal untuk United. Memiliki kecepatan, keseimbangan, visi, kontrol bola yang luar biasa, membawanya memegang rekor gol terbanyak setelah  pasca perang.  Ia juga sering disebut sebagai pesepakbola selebriti modern pertama.
CRISTIANO RONALDO
Pada pertengahan musim panas 2003 Sporting Lisbon mengadakan pertandingan persahabatan melawan Manchester United dengan skor akhir 3-1, sebuah kekalahan yang mengejutkan bagi sebuah klub raksasa Inggris sekaliber Manchester United. Lebih jauh lagi kemenangan ini semua didalangi oleh permainan cemerlang dari Cristiano Ronaldo muda dari Sporting, membuat para pemain Manchester United mendesak Sir Alex Ferguson, pelatih mereka, untuk segera merekrut pemain muda brilian tersebut.
Dari apa yang terjadi sejak pertandingan persahabatan itu, Ronaldo pun didatangkan ke Manchester United. Sebelum ia bermain untuk klub itu, Sir Alex Ferguson bertanya pada Ronaldo angka berapa nomor punggung yang diharapkannya. Cristiano Ronaldo menjawab 28, karena itu adalah nomor favoritnya. Namun Sir Alex Ferguson malah berkata tidak, mulai sekarang nomor punggungnya adalah 7. Di Manchester United, penyandang nomor punggung 7 secara turun temurun adalah pemain legendaris yang membawa Manchester United ke puncak kejayaannya, dan Sir Alex Ferguson memberikan nomor punggung keramat itu sebagai wujud penghargaannya kepada talenta brilian yang dimilikinya. Ia bermain 196 kali dan mencetak 84 gol.
Segudang prestasi telah ia dapatkan, baik dalam klub maupun individu. Dari mulai juara liga, Fa Cup, Carling dan Liga Champions pada tahun 2008. Untuk gelar individu ia meraih pemain terbaik Inggris, top skor eropa dan puncaknya adalah meriah Ballon d’or pada tahun 2008 mengalahkan Lionel Messi. Gayanya dalam mengolah bola merupakan interpretasi dari seni sepakbola, juga kelihaiannya dalam merobek gawang lawan melihat posisi sebenarnya adalah sebangai winger membuatnya dinobatkan sebagai pemain terbaik dunia pada tahun tersebut.
Pada 1 Juli 2009, ia pindah ke Real Madrid klubnya saat ini, dengan memecahkan rekor transfer sebesar 80 juta poundsterling yang menjadikannya sebagai pemain termahal dalam sejarah sepakbola..
EDWIN VAN DER SAR (GK, BELANDA)
Tua-tua keladi, makin tua makin jadi, satu kata itu cocok didedikasikan untuk Kiper Manchester United yaitu Edwin Van Der Sar. Diumurnya yang ke 40, Kiper Veteran asal Belanda ini, menunjukkan permainan yang apik dibawah mistar gawang The Red Devils, tidak kalah dengan kiper yang usianya lebih muda sekalipun. Kiper kelahiran Voorhout, Holland Selatan, Belanda, 29 Oktober 1970 ini, memulai awal karier sepakbolanya bersama klub Foreholte. Kiper yang dijuluki The Jolly Green Giant ini, sempat berbaju Juventus dan Fulham, sebelum berlabuh ke Old Trafford.
Pindah ke Manchester United F.C. 1 Juni 2005 dengan nilai transfer £2 juta disaat umurnya sudah 34 tahun. Manager Manchester United Sir Alex Ferguson mengatakan bahwa dia adalah kiper terbaik sepeninggal Peter Schmeichel. Memilki respon yang bagus dan dapat menghalau bola dengan kaki dan tangannya, itulah salah satu kelebihannya. Puncaknya adalah ketika ia menghalau tendangan penalty Anelka di final Liga Champions 1998 yang kemudian mengantarkan United menjadi juara.
RIO FERDINAND (CB, INGGRIS)
Dikenal karena ketenangannya dalam menjaga sektor pertahanan, Ferdinand memulai karir sepak bola bermain untuk tim berbagai pemuda, akhirnya menetap di West Ham United di mana ia berkembang melalui barisan pemuda dan membuat debut profesionalnya di Premier League pada tahun 1996. Ia menjadi favorit penggemar, memenangkan ‘Hammer of the Year’ pada musim berikutnya. Ferdinand mendapatkan pertandingan internasional pertamanya di Timnas senior dalam pertandingan melawan Kamerun tahun 1997, menetapkan rekor sebagai bek termuda yang bermain untuk Inggris pada saat itu. Prestasinya dan potensi sepakbola menarik Leeds United dan dia dipindahkan ke klub untuk biaya memecahkan rekor Transfer sebesar £ 18 juta. Dia menghabiskan dua musim di klub, menjadi kapten tim pada tahun 2001.
Dia bergabung dengan Manchester United pada bulan Juli 2002 untuk sekitar £ 30 juta, memecahkan rekor biaya transfer sekali lagi. Ia memenangkan Liga Premier, kehormatan klub besar pertama, dalam musim pertama yang berhasil di klub. Ia tidak lolos tes doping yang membuat dirinya kena larangan bermain selama 8 Bulan, menyebabkan dia kehilangan setengah musim Premier League dan Euro 2004 kompetisi internasional. Setelah kembali, ia berdiri sendiri di tim Manchester United pertama dan menerima pujian untuk penampilannya, menampilkan di Tim PFA dari Tahun tiga kali dalam empat tahun. Keberhasilan klub Lebih diikuti dengan yang lain Liga Premier menang di musim 2006-07 dan Liga Premier dan UEFA Champions League dua kali lipat pada tahun berikutnya.
WAYNE ROONEY (CF, INGGRIS)
Rooney memulai karirnya bersama klub Everton, bergabung dengan tim muda mereka pada usia sepuluh tahun dan kemudian terus naik pangkat setelah itu. Dia membuat debut profesional pada tahun 2002 dan gol pertamanya membuatnya menjadi pencetak gol termuda dalam sejarah Liga Premier pada saat itu. Dia bisa dengan cepat menjadi bagian dari tim utama Everton, menghabiskan dua musim di klub Merseyside. Sebelum awal Musim 2004-05 ia pindah ke Manchester United seharga £ 25.6 juta dan menjadi pemain kunci tim utama mereka. Ia telah bermain selama 65 kali di Everton dan mencetak 15 gol selama 2 tahun kariernya di Everton.
Wayne Rooney bersinar di Old Trafford pada September 2004, ketika melakukan debut pertamanya di setan merah dan menjaringkan hattrick ke gawang Fenerbahce. Moment ini sangat spesial dan tak terlupakan, dan langsung melejit menjadi idola Old Traford.
Setelah Cristiano Ronaldo meninggalkan Old Traffold ditahun 2009, terlihat sekali United sangat bergantung pada striker temperamental ini. Ya, di awal musimnya di United, ia terkenal karena perangainya yang temperamental. Tapi sosok Fergie dibelakangnya-lah yang mampu menyulapnya menjadi pemain pekerja keras seperti sekarang. Selain Fergie, Rooney juga dinasehati oleh seniornya David Beckham.
Sejak pertama kali hijrah ke Old Trafford, Wayne Rooney sudah sering bergonta-ganti partner. Seperti Ruud Van Nistelrooy, Louis Saha, Cristiano Ronaldo, Carloz Tevez, Dimitar Berbatov, Javier (Chicharito) Hernandes, Danny Wellbeck dan yang terbaru Robin Van Persie. Tetapi posisinya tidak pernah tergantikan. Kehebatan lainnya adalah dia dapat bermain di banyak posisi meskipun idealnya adalah SS.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar