1. Sudahkah Anda Mencetak Gol? United Mencetak Dua!
Alasan paling mudah namun sekaligus paling tak berbobot mengapa Man
United dapat mengalahkan Liverpool adalah karena mereka mencetak dua
gol, sedangkan sang tamu hanya dapat mencetak satu. Meski hal tersebut
adalah sebuah konklusi, tapi sepertinya akan lebih baik jika kita
membahas premisnya. Di salah satu nomor dalam artikel yang berjudul “10
Alasan Manchester United vs Liverpool Adalah Laga Yang Seru”, sudah saya
katakan bahwa Robin Van Persie akan menjadi pemain yang paling
berbahaya dari kubu tuan rumah. Dan ternyata hal tersebut benar adanya.
Meski “hanya” menciptakan satu gol dan satu assist, namun anda jelas
bisa melihat mengapa para fans United harus berterima kasih kepada
Arsene Wenger beserta keluarga besar Arsenal. Lanjut lagi dengan gol
kedua dimana Glen Johnson terlihat begitu ceroboh dalam memarking
Patrice Evra sehingga vice-captain United tersebut dapat dengan leluasa
menyundul bola. Gol hiburan Liverpool, di mata saya, bukan kesalahan
dari David De Gea. Bagi saya pribadi, David sudah melakukan yang terbaik
untuk menahan tendangan keras dari Steven Gerrard. Sayangnya, Rafael
kurang waspada untuk menjaga Daniel Strurridge.
2. Unseen Offside
Hhmmmm saya sekarang mengerti mengapa fans-fans di Inggris sering
bernyanyi “it’s never your fault” kepada pendukung Liverpool. Setelah
Howard Webb tidak bersikap seperti seharusnya, maka dicarilah kesalahan
berikutnya. Dan beruntung bagi mereka, mereka menemukan sebuah kesalahan
fatal dari linesman. Gol offside dari Nemanja Vidic yang didapati
setelah pertandingan usai membuat beberapa Liverpudlians yang berkepala
batu menyalahkan sang asisten wasit. Logika termudah untuk “membela”
sang wasit adalah, berapa banyak dari kita yang ketika menyaksikan
kejadian tersebut (tanpa tayangan ulang) dan langsung mengetahui bahwa
gol tersebut adalah offside? Diberkatilah United yang sangat beruntung
bahwa gol itu berlangsung dengan cepat sehingga tak mampu diikuti oleh
mata manusia. Namun setelah dipikir-pikir, bisa juga ini adalah bagian
dari pencitraan Webb. Tak ingin terlalu terlihat mendukung United, maka
disuruhlah sang asisten yang melakukan tugas “suci” tersebut. Give me
five, Mr. Webb!
3. 4-5-1 Ala Ferguson
Banyak yang tidak menyangka bahwa Sir Alex Ferguson ternyata
menggunakan taktik 4-5-1. Perkiraan line-up di berbagai media
menunjukkan bahwa Hernandez lah yang akan menemani Robin Van Persie di
lini depan menggunakan formasi 4-4-2. Taktik ini terbukti ampuh! Di
babak pertama, dominasi United di lini tengah begitu terlihat. Steven
Gerrard, Lucas Leiva, dan Joe Allen terlihat sangat sibuk hilir mudik
menjaga Shinji Kagawa dan Danny Welbeck yang bermain begitu semangat
dari satu sisi lapangan ke sisi yang lain. Stewart Downing dan Raheem
Sterling pun kesulitan untuk membangun serangan karena baik Rafael dan
Patrice Evra sering melakukan overlapping. Robin Van Persie pun praktis
hanya tinggal melakukan terror lewat pergerakan off the ball kepada
Martin Skrtel dan Daniel Agger. Brendan Rodgers sepertinya lupa bahwa
kedua bek sayap United sangat gemar untuk maju membantu serangan
sehingga ia blunder memainkan Downing dan Sterling di kedua sayap.
Mengapa saya katakana blunder? Jika melihat head-to-head dan jalannya
pertandingan kemarin, maka kedua pemain Liverpool tersebut bukanlah
pemain yang baik untuk membantu pertahanan. Btw, nampaknya taktik yang
digunakan Fergie tersebut juga membuat kedatangan Jose Mourinho ke Old
Trafford menjadi mubazir.
4. Suarez Yang Kekurangan Dukungan
Lain di mulut, lain di hati. Setiap Luis Suarez memegang bola, para
pendukung United mungkin bisa berteriak “booooo!!!”, namun saya cukup
yakin dalam hati kecil mereka, mereka mengatakan “ah tidak! Jangan
sampai Suarez mencetak gol”. Siapapun tahu betapa tajam dan cepatnya
seorang Suarez. Selain kemampuannya menggunakan tangan dan diving, dia
adalah salah satu striker terbaik di Barclays Premier League saat ini.
Sayang, meski beberapa kali sempat membuat liukkan-liukkan maut,
kekurangan sokongan dari teman-temannya membuatnya menjadi tidak berguna
di lini depan. Robert Downing dan Raheem Sterling kerap telat untuk
membuka ruang operan. Beberapa kali Suarez bahkan harus turun hingga
hampir tengah lapangan demi menjemput bola. Saya tidak mau berburuk
sangka dengan mengatakan bahwa keputusannya menjabat tangan Patrice Evra
membuatnya dimusuhi oleh teman-temannya. Maklum, mereka sudah bersusah
payah membela Suarez di depan publik. Tapi yang jelas, Suarez butuh
teman yang bisa membuat ia lebih mudah menampilkan skill hebatnya.
5. Patrice Is On Fire
Untuk kali ini, saya ingin berpikir lebih positif. Keputusan Luis
Suarez untuk menjabat tangannya barangkali telah menaikkan semangat dan
daya juang dari bek asal Prancis ini. Dua assists nya terbukti
memberikan kemenangan bagi United. Secara overall, penampilannya di laga
tersebut mendapatkan poin lebih dari tujuh oleh berbagai media.
Kecepatannya sangat sering merepotkan Stewart Downing maupun Andre
Wisdom. Ia pun hampir tidak pernah terlamabt untuk kembali ke posisi
semula. Sebagai defender pertama di musim ini yang menembus angka 100
poin di Fantasy Premier League, tentu kehadirannya di lini belakang
United sangatlah vital.
6. Duet Vidic-Ferdinand
Akhirnya, dua karang batu ini kembali berduet. Setelah sekian lama
menderita cedera, sang bek asal Serbia menunjukkan bagaimana harusnya
menjaga pertahanan yang baik dan benar. Bersama dengan Rio Ferdinand,
Nemanja Vidic membuktikan bahwa merekalah salah satu partner defender
terbaik di Barclays Premier League hingga saat ini. Tanpa kehadiran
mereka berdua, barangkali Luis Suarez akan sangat leluasa
mengeksploitasi lini pertahanan tuan rumah. Berkali-kali Suarez sempat
hampir lolos dari kepungan pemain United. Namun sialnya, berkali-kali
juga Rio dan Nemanja hanya membuat pergerakan Suarez menjadi sekedar
“hampir”. Tidak lebih pun kurang. Mengingat kemenangan 1-4 Liverpool
beberapa tahun silam di Old Trafford yang membuat Vidic dan Ferdinand
seperti anak bayi, nampaknya The Reds kembali membutuhkan Fernando
Torres.
7. Viva Kagawa!
Jika anda meragukan bahwa pembelian Shinji Kagawa dari Borrusia
Dortmund murni untuk meningkatkan permainan United, maka bersabarlah. Di
laga kemarin, alur bola tuan rumah berjalan begitu lancar setiap kali
Kagawa yang memberikan operan. Meski mungkin tidak terlalu menonjol
dengan berbagai gocekan, namun passing pendeknya begitu akurat.
Berdasarkan data, tingkat operan sukses pemain Jepang ini mencapai angka
91%. Sebagai pemain yang ditaruh di sayap kiri, dia pun tak sungkan
untuk menjemput bola ke lini tengah. Pergerakkannya pun tidak melulu
berada di bagian sayap. Berkali-kali ia berlari-lari mencari posisi
hanya untuk sekedar membuka ruang dan jalur operan bagi teman-temannya.
8. Tom Cleverley And Michael Carrick
Bagi saya, kedua pemain ini memilik peranan penting dalam memberikan
kemenangan di laga kemarin. Tom Cleverley bermain begitu cerdas dan
lugas di lini tengah sambil membantu serangan. Gol pertama United pun
lahir dari buah kreasinya yang lebih memilih memberi operan kepada
Patrice Evra ketimbang memberika operan terobosan kepada Shinji Kagawa.
Meski di plot untuklebih maju ke depan, ia tak sungkan untuk membantu
pertahanan mengingat sang lawan memiliki salah satu skipper terbaik
dunia, Steven Gerrard. Sedangkan Michael Carrick yang bermain lebih
bertahan juga bermain dengan apik. Ia begitu disiplin untuk menjaga
kestabilan lini tengah United. 84% success pass dan 83 sentuhan yang ia
lakukan di pertandingan tersebut membuktikan bahwa ialah pemenang dari
persaingan di lini tengah.
9. It’s Too Late, Brendan!
Anda semua melihat bahwa di babak kedua, Liverpool lebih mendominasi
jalannya pertandingan. Ini tak lepas dari keputusan memasukkan Daniel
Sturridge menggantikan Lucas Leiva ketika waktu jeda. Terbukti dengan
masuknya mantan pemain Chelsea tersebut membuat permainan The Reds lebih
bervariatif. Ia bermain sangat merepotkan dengan gaya main yang tidak
menentu. Terkadang berada di sisi luar, namun tiba-tiba bisa berada di
sisi dalam. Hasilnya satu gol berhasil ia ciptakan untuk memperkecil
ketertinggalan. Setelah itu, Rodgers memasukkan Fabio Borini yang baru
sembuh dari cedera. Alhasil, makin berbahayalah serangan-serangan yang
dibangun oleh kubu tamu. Namun sayang sepertinya keputusan mantan
pelatih Swansea tersebut sudah terlalu telat. Kurang lebih hampir sama
telatnya dengan kartu merah Vincent Kompany pada laga Arsenal vs
Manchester City. Seandainya saja keputusan tersebut dilakukan lebih
cepat, boleh jadi Liverpudlians bukan hanya menciptakan asap melalui red
flare saja, melainkan juga dari bangku-bangku Old Trafford yang
dibakar.
10. Liverpudlians Yang Mendahului Nasib
Saya rasa para Liverpudlians di Old Trafford lupa kalau mereka masih
dalam keadaan tertinggal ketika menyalakan red flare untuk merayakan gol
Daniel Sturridge. Seharusnya mereka sadar bahwa mereka tidak boleh
mendahului Tuhan dengan merayakan gol seperti merayakan kemenangan.
Hasilnya? Tuhan tidak jadi memenangkan Liverpool pada pertandingan
kemarin. Atau mungkin saja mereka sudah bisa mengira bahwa tim nya tidak
akan mencetak gol lagi. Jadi, daripada kehilangan momen, lebih baik
mereka menyalakannya ketika saat itu? Ya hanya mereka yang tahu
jawabannya.
2. Unseen Offside
3. 4-5-1 Ala Ferguson
4. Suarez Yang Kekurangan Dukungan
5. Patrice Is On Fire
6. Duet Vidic-Ferdinand
7. Viva Kagawa!
8. Tom Cleverley And Michael Carrick
9. It’s Too Late, Brendan!
10. Liverpudlians Yang Mendahului Nasib
Tidak ada komentar:
Posting Komentar