Kamis, 01 Agustus 2013

10 Alasan Manchester United Menang Atas Liverpool


alasanmanchesterunitedmenangmelawanliverpool_headline.jpg 1. Sudahkah Anda Mencetak Gol? United Mencetak Dua!
foto_berita/alasanmanchesterunitedmenangmelawanliverpool_1.jpg
Alasan paling mudah namun sekaligus paling tak berbobot mengapa Man United dapat mengalahkan Liverpool adalah karena mereka mencetak dua gol, sedangkan sang tamu hanya dapat mencetak satu. Meski hal tersebut adalah sebuah konklusi, tapi sepertinya akan lebih baik jika kita membahas premisnya. Di salah satu nomor dalam artikel yang berjudul “10 Alasan Manchester United vs Liverpool Adalah Laga Yang Seru”, sudah saya katakan bahwa Robin Van Persie akan menjadi pemain yang paling berbahaya dari kubu tuan rumah. Dan ternyata hal tersebut benar adanya. Meski “hanya” menciptakan satu gol dan satu assist, namun anda jelas bisa melihat mengapa para fans United harus berterima kasih kepada Arsene Wenger beserta keluarga besar Arsenal. Lanjut lagi dengan gol kedua dimana Glen Johnson terlihat begitu ceroboh dalam memarking Patrice Evra sehingga vice-captain United tersebut dapat dengan leluasa menyundul bola. Gol hiburan Liverpool, di mata saya, bukan kesalahan dari David De Gea. Bagi saya pribadi, David sudah melakukan yang terbaik untuk menahan tendangan keras dari Steven Gerrard. Sayangnya, Rafael kurang waspada untuk menjaga Daniel Strurridge.


2. Unseen Offside
foto_berita/alasanmanchesterunitedmenangmelawanliverpool_2.jpg
Hhmmmm saya sekarang mengerti mengapa fans-fans di Inggris sering bernyanyi “it’s never your fault” kepada pendukung Liverpool. Setelah Howard Webb tidak bersikap seperti seharusnya, maka dicarilah kesalahan berikutnya. Dan beruntung bagi mereka, mereka menemukan sebuah kesalahan fatal dari linesman. Gol offside dari Nemanja Vidic yang didapati setelah pertandingan usai membuat beberapa Liverpudlians yang berkepala batu menyalahkan sang asisten wasit. Logika termudah untuk “membela” sang wasit adalah, berapa banyak dari kita yang ketika menyaksikan kejadian tersebut (tanpa tayangan ulang) dan langsung mengetahui bahwa gol tersebut adalah offside? Diberkatilah United yang sangat beruntung bahwa gol itu berlangsung dengan cepat sehingga tak mampu diikuti oleh mata manusia. Namun setelah dipikir-pikir, bisa juga ini adalah bagian dari pencitraan Webb. Tak ingin terlalu terlihat mendukung United, maka disuruhlah sang asisten yang melakukan tugas “suci” tersebut. Give me five, Mr. Webb!

3. 4-5-1 Ala Ferguson
foto_berita/alasanmanchesterunitedmenangmelawanliverpool_3.jpg
Banyak yang tidak menyangka bahwa Sir Alex Ferguson ternyata menggunakan taktik 4-5-1. Perkiraan line-up di berbagai media menunjukkan bahwa Hernandez lah yang akan menemani Robin Van Persie di lini depan menggunakan formasi 4-4-2. Taktik ini terbukti ampuh! Di babak pertama, dominasi United di lini tengah begitu terlihat. Steven Gerrard, Lucas Leiva, dan Joe Allen terlihat sangat sibuk hilir mudik menjaga Shinji Kagawa dan Danny Welbeck yang bermain begitu semangat dari satu sisi lapangan ke sisi yang lain. Stewart Downing dan Raheem Sterling pun kesulitan untuk membangun serangan karena baik Rafael dan Patrice Evra sering melakukan overlapping. Robin Van Persie pun praktis hanya tinggal melakukan terror lewat pergerakan off the ball kepada Martin Skrtel dan Daniel Agger. Brendan Rodgers sepertinya lupa bahwa kedua bek sayap United sangat gemar untuk maju membantu serangan sehingga ia blunder memainkan Downing dan Sterling di kedua sayap. Mengapa saya katakana blunder? Jika melihat head-to-head dan jalannya pertandingan kemarin, maka kedua pemain Liverpool tersebut bukanlah pemain yang baik untuk membantu pertahanan. Btw, nampaknya taktik yang digunakan Fergie tersebut juga membuat kedatangan Jose Mourinho ke Old Trafford menjadi mubazir.

4. Suarez Yang Kekurangan Dukungan
foto_berita/alasanmanchesterunitedmenangmelawanliverpool_4.jpg
Lain di mulut, lain di hati. Setiap Luis Suarez memegang bola, para pendukung United mungkin bisa berteriak “booooo!!!”, namun saya cukup yakin dalam hati kecil mereka, mereka mengatakan “ah tidak! Jangan sampai Suarez mencetak gol”. Siapapun tahu betapa tajam dan cepatnya seorang Suarez. Selain kemampuannya menggunakan tangan dan diving, dia adalah salah satu striker terbaik di Barclays Premier League saat ini. Sayang, meski beberapa kali sempat membuat liukkan-liukkan maut, kekurangan sokongan dari teman-temannya membuatnya menjadi tidak berguna di lini depan. Robert Downing dan Raheem Sterling kerap telat untuk membuka ruang operan. Beberapa kali Suarez bahkan harus turun hingga hampir tengah lapangan demi menjemput bola. Saya tidak mau berburuk sangka dengan mengatakan bahwa keputusannya menjabat tangan Patrice Evra membuatnya dimusuhi oleh teman-temannya. Maklum, mereka sudah bersusah payah membela Suarez di depan publik. Tapi yang jelas, Suarez butuh teman yang bisa membuat ia lebih mudah menampilkan skill hebatnya.

5. Patrice Is On Fire
foto_berita/alasanmanchesterunitedmenangmelawanliverpool_5.jpg
Untuk kali ini, saya ingin berpikir lebih positif. Keputusan Luis Suarez untuk menjabat tangannya barangkali telah menaikkan semangat dan daya juang dari bek asal Prancis ini. Dua assists nya terbukti memberikan kemenangan bagi United. Secara overall, penampilannya di laga tersebut mendapatkan poin lebih dari tujuh oleh berbagai media. Kecepatannya sangat sering merepotkan Stewart Downing maupun Andre Wisdom. Ia pun hampir tidak pernah terlamabt untuk kembali ke posisi semula. Sebagai defender pertama di musim ini yang menembus angka 100 poin di Fantasy Premier League, tentu kehadirannya di lini belakang United sangatlah vital.

6. Duet Vidic-Ferdinand
foto_berita/alasanmanchesterunitedmenangmelawanliverpool_6.jpg
Akhirnya, dua karang batu ini kembali berduet. Setelah sekian lama menderita cedera, sang bek asal Serbia menunjukkan bagaimana harusnya menjaga pertahanan yang baik dan benar. Bersama dengan Rio Ferdinand, Nemanja Vidic membuktikan bahwa merekalah salah satu partner defender terbaik di Barclays Premier League hingga saat ini. Tanpa kehadiran mereka berdua, barangkali Luis Suarez akan sangat leluasa mengeksploitasi lini pertahanan tuan rumah. Berkali-kali Suarez sempat hampir lolos dari kepungan pemain United. Namun sialnya, berkali-kali juga Rio dan Nemanja hanya membuat pergerakan Suarez menjadi sekedar “hampir”. Tidak lebih pun kurang. Mengingat kemenangan 1-4 Liverpool beberapa tahun silam di Old Trafford yang membuat Vidic dan Ferdinand seperti anak bayi, nampaknya The Reds kembali membutuhkan Fernando Torres.

7. Viva Kagawa!
foto_berita/alasanmanchesterunitedmenangmelawanliverpool_7.jpg
Jika anda meragukan bahwa pembelian Shinji Kagawa dari Borrusia Dortmund murni untuk meningkatkan permainan United, maka bersabarlah. Di laga kemarin, alur bola tuan rumah berjalan begitu lancar setiap kali Kagawa yang memberikan operan. Meski mungkin tidak terlalu menonjol dengan berbagai gocekan, namun passing pendeknya begitu akurat. Berdasarkan data, tingkat operan sukses pemain Jepang ini mencapai angka 91%. Sebagai pemain yang ditaruh di sayap kiri, dia pun tak sungkan untuk menjemput bola ke lini tengah. Pergerakkannya pun tidak melulu berada di bagian sayap. Berkali-kali ia berlari-lari mencari posisi hanya untuk sekedar membuka ruang dan jalur operan bagi teman-temannya.

8. Tom Cleverley And Michael Carrick
foto_berita/alasanmanchesterunitedmenangmelawanliverpool_8.jpg
Bagi saya, kedua pemain ini memilik peranan penting dalam memberikan kemenangan di laga kemarin. Tom Cleverley bermain begitu cerdas dan lugas di lini tengah sambil membantu serangan. Gol pertama United pun lahir dari buah kreasinya yang lebih memilih memberi operan kepada Patrice Evra ketimbang memberika operan terobosan kepada Shinji Kagawa. Meski di plot untuklebih maju ke depan, ia tak sungkan untuk membantu pertahanan mengingat sang lawan memiliki salah satu skipper terbaik dunia, Steven Gerrard. Sedangkan Michael Carrick yang bermain lebih bertahan juga bermain dengan apik. Ia begitu disiplin untuk menjaga kestabilan lini tengah United. 84% success pass dan 83 sentuhan yang ia lakukan di pertandingan tersebut membuktikan bahwa ialah pemenang dari persaingan di lini tengah.

9. It’s Too Late, Brendan!
foto_berita/alasanmanchesterunitedmenangmelawanliverpool_9.jpg
Anda semua melihat bahwa di babak kedua, Liverpool lebih mendominasi jalannya pertandingan. Ini tak lepas dari keputusan memasukkan Daniel Sturridge menggantikan Lucas Leiva ketika waktu jeda. Terbukti dengan masuknya mantan pemain Chelsea tersebut membuat permainan The Reds lebih bervariatif. Ia bermain sangat merepotkan dengan gaya main yang tidak menentu. Terkadang berada di sisi luar, namun tiba-tiba bisa berada di sisi dalam. Hasilnya satu gol berhasil ia ciptakan untuk memperkecil ketertinggalan. Setelah itu, Rodgers memasukkan Fabio Borini yang baru sembuh dari cedera. Alhasil, makin berbahayalah serangan-serangan yang dibangun oleh kubu tamu. Namun sayang sepertinya keputusan mantan pelatih Swansea tersebut sudah terlalu telat. Kurang lebih hampir sama telatnya dengan kartu merah Vincent Kompany pada laga Arsenal vs Manchester City. Seandainya saja keputusan tersebut dilakukan lebih cepat, boleh jadi Liverpudlians bukan hanya menciptakan asap melalui red flare saja, melainkan juga dari bangku-bangku Old Trafford yang dibakar.

10. Liverpudlians Yang Mendahului Nasib
foto_berita/alasanmanchesterunitedmenangmelawanliverpool_10.jpg
Saya rasa para Liverpudlians di Old Trafford lupa kalau mereka masih dalam keadaan tertinggal ketika menyalakan red flare untuk merayakan gol Daniel Sturridge. Seharusnya mereka sadar bahwa mereka tidak boleh mendahului Tuhan dengan merayakan gol seperti merayakan kemenangan. Hasilnya? Tuhan tidak jadi memenangkan Liverpool pada pertandingan kemarin. Atau mungkin saja mereka sudah bisa mengira bahwa tim nya tidak akan mencetak gol lagi. Jadi, daripada kehilangan momen, lebih baik mereka menyalakannya ketika saat itu? Ya hanya mereka yang tahu jawabannya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar