Rabu, 31 Juli 2013

10 Alasan Manchester United Menang Atas Manchester City 3-2

1. ”Doughnuts” Is  Better Than “Softdrink”
foto_berita/AlasanManchesterUnitedMenangAtasManchesterCity3-21.jpg
Tadinya saya ingin langsung menuliskan merek minuman berkarbornasi tersebut, tapi saya takut nanti terkena omelan karena menulis merek. Jadi biarlah saya menuliskannya demikian. Toh saya yakin kalian tahu arti dari judul diatas. Setiap penjaga gawang pasti memegang peranan penting dalam menentukan hasil akhir pertandingan. Coba silahkan tanya kepada Massimo Taibi kalau anda tidak percaya. Nah di pertandingan kemarin, David De Gea ternyata bermain lebih baik dibandingkan Joe Hart. Dari sembilan kali shoot on goals yang dilakukan City, tujuh diantaranya berhasil dimentahkan oleh kiper muda asal Spanyol tersebut. Belum lagi keberhasilannya mengatasi “phobia” terhadap umpan-umpan lambung. Coba bandingkan dengan Hart yang tidak sekalipun melakukan penyelamatan. Semua tendangan ke gawang dari United sukses berbuah gol. Sepertinya kiper asal Inggris itu perlu “menambah” lagi jumlah tangannya.



2. Run Rafael Run!
foto_berita/AlasanManchesterUnitedMenangAtasManchesterCity3-22.jpg
Rafael Da Silva. Kembaran identik dari Fabio Da Silva ini sukses mengeksploitasi sisi kiri tuan rumah. Meski rambutnya tidak lagi ikal seperti sedia kala, kemampuannya malah semakin membaik. Pada pertandingan kemarin kita melihat betul bagaimana keberanian Rafael melakukan overlapping. Setelah itu, ia juga cukup cepat ketika harus kembali menjaga daerah pertahanan. Namun hal ini tak lepas dari kurangnya asupan nutrisi ketebalan pertahanan oleh David Silva yang kerap lupa menolong Gael Clichy. Kealpaan Silva tersebut membuat Antonio Valencia (yang nampak semakin cocok untuk turut membintangi film The Expendables) leluasa bermain operan-operan pendek dengan Rafael. Hasilnya? Satu assist kepada Wayne Rooney.


3. Jonny Evans – Rio Ferdinand
foto_berita/AlasanManchesterUnitedMenangAtasManchesterCity3-23.jpg
Setelah para pendukung United harus menahan kegeraman terhadap lini belakang yang sangat rapuh selama 15 kali bertanding di Barclays Premier League, akhirnya kemarin para fans Munyuk (panggilan mesra United dari hatersnya) bisa sedikit tersenyum lega. Duet Jonny dan Rio begitu padu dan kokoh di lini belakang. Bahkan dua gol dari City pun bisa dibilang bukan murni kesalahan pemain belakang. Pada gol pertama, para pemain belakang tersebut memang sangat sibuk mengurusi David Silva dan Carlos Tevez yang sangat bernafsu memperkecil ketertinggalan. Sedangkan pada gol Pablo Zabaleta, praktis bukan para defender yang harus memarking pemain berkewarganegaraan Argentina tersebut mengingat ia hadir dari second line.


4. WR10
foto_berita/AlasanManchesterUnitedMenangAtasManchesterCity3-24.jpg
Meski Robin yang memegang wajah depan koran-koran senin, tapi kita tidak bisa menyingkirkan sumbangsih “Fatman”. Mungkin lebih baik kalau dikatakan bahwa duet “Fatman and Robin” di lini depan United memang sangat mematikan. Mereka berkali-kali bergantian mencetak gol dan memberikan assits. Khusus untuk derby kemarin, pemain yang kerap disapa Wazza ini mencetak dua gol brilian. Bukan karena aksi, tapi melainkan karena momen. Dominasi penguasaan bola City yang sampai 80% berhasil dinihilkan melalui gol pertamanya. Dan gol keduanya membuat United dapat bermain lebih safety dan santai. Ditambah lagi, Rooney sekarang menjadi pemain keenam yang mencetak 150 gol di Premier League setelah Thierry Henry, Alan Shearer, Robbie Fowler, Andy Cole, dan Frank Lampard. Sebagai tambahan, ayah dari Kai Rooney ini sekarang menjadi pemain termuda yang sudah mencetak 150 gol di Premier League, yaitu di usia 27 tahun 46 hari. Rekor sebelumnya dipegang oleh Henry yang mencapai 150 gol saat usianya 28 tahun 150 hari.


5. Tom And Carrick
foto_berita/AlasanManchesterUnitedMenangAtasManchesterCity3-25.jpg
Tom Cleverley dan Michael Carrick benar-benar terselamatkan minggu kemarin. Beruntung kedua pemain tersebut dapat menjaga dan mengontrol lapangan tengah dengan baik. Mengapa saya katakan terselamatkan? Hal ini mengingat betapa vitalnya peran mereka dalam menahan aliran bola dari Yaya Toure dan Gareth Barry. Belum lagi kalau David Silva dan Samir Nasri sudah bermain lebih masuk ke dalam. Ah! Sungguh mengerikan pasukan lapangan tengah dari City. Para pendukung United tentu masih ingat bagaimana musim lalu dibantai secara mengerikan 1-6 di Old Trafford akibat kekalahan di lini tengah. Ketika itu, para pasukan biru langit sukses mencabik-cabik para midfielder asuhan Sir Alex Ferguson tanpa ampun. Jadi hasil kemenangan ini jelas tak lepas dari performa Tom yang semakin membaik dalam usaha menggantikan Paul Scholes, dan kedisiplinan Carrick dalam menjaga kedalaman lini tengah.


6. Sir Alex Ferguson In, Roberto Mancini Out
foto_berita/AlasanManchesterUnitedMenangAtasManchesterCity3-26.jpg
Terkadang, pergantian pemain bisa merubah alur permainan. Dan hal ini terjadi pada derby Manchester kemarin. Awalnya kedua tim sama-sama kehilangan pilar lini belakang akibat cedera. Dari sudut merah, Jonny Evans menjadi korban. Sedangkan dari sudut biru, sang kapten, Vincent Kompany, yang harus keluar lapangan lebih cepat. Lalu pada awal babak kedua, Carlos Tevez yang menggantikan Mario Balotelli. Keputusan ini bisa dinilai tepat pada awalnya karena Tevez lah yang memberikan assist kepada Yaya Toure. Selain itu, Tevez juga kerap menebar ancaman dengan kecepatannya bagi pemain bertahan United. Ketika Edin Dzeko masuk, semua pendukung The Red Devils pasti berdebar-debar mengingat setiap pemain berkebangsaan Bosnia ini mencetak gol, City tidak pernah kalah. Beruntung yang mencetak gol adalah Pablo Zabaleta. Namun tetap saja gol penyama kedudukan tersebut merubah taktik Fergie yang sudah didesain sedemikian rupa ketika Phil Jones masuk dengan niat mempertebal garis pertahanan semenit sebelum gol itu tercipta. Tidak mau hanya hasil seri, sang Gaffer memasukkan Danny Welbeck. Hasilnya? Ia berhasil mencuri bola dari Gael Clichy, mengoper kepada Rafael, Tevez melakukan pelanggaran, RVP mengeksekusi tendangan bebas, dan... (anda tahu yang terjadi selanjutnya).


7. Why Always Me?
foto_berita/AlasanManchesterUnitedMenangAtasManchesterCity3-27.jpg
Semua tentang Mario Balotelli memang selalu menarik untuk disimak. Mulai dari kelakuan bengalnya, kaus “why always me?”, sampai perayaan gol spektakulernya di ajang EURO 2012 kemarin. Saya pribadi hampir tidak pernah meragukan talenta alami yang dimiliki pria berkebangsaan Italia ini. Namun saya juga tidak bisa meragukan ego besar yang dimiliki oleh Balotelli. Tidak percaya? Coba tanyakan kepada Jose Mourinho. Mou pasti masih ingat betul bagaimana wejangannya selama istirahat babak pertama langsung dilanggar semenit setelah peluit tanda babak kedua dimulai. Nah khusus untuk pertandingan kemarin, dapat saya katakan bahwa keputusan Roberto Mancini menjadikan Mario sebagai starter adalah salah satu kesalahan yang ia buat. Di lapangan, pemain bernomor punggung 45 ini juga tidak bisa berbuat banyak dibawah penjagaan ketat Jonny Evans. Sebelum akhirnya ditarik keluar pada menit ke-51, praktis hanya backheel lucunya itu yang dapat kita kenang.


8. It’s Fergie Time!
foto_berita/AlasanManchesterUnitedMenangAtasManchesterCity3-28.jpg
Ada hal unik yang saya temukan ketika waktu memasuki injury time. Skor yang ketika itu imbang 2-2, tentu akan memberikan efek luar biasa terhadap gol yang terjadi berikutnya. Dan pada saat itu, kamera menyorot sebuah banner di Etihad Stadium yang menuliskan angka magis bagi pendukung City. Ya! Apalagi kalau bukan “93:20”. Sebuah kombinasi angka yang memberikan trofi Barclays Premier League bagi The Citizens. Pendukung City boleh saja berharap bahwa masa-masa itu akan dapat kembali terulang di pertandingan kemarin. Namun sayangnya, mereka juga tidak boleh lupa bahwa menit-menit krusial itu lebih sering berpihak kepada tetangga mereka yang konon lebih “sunyi” dibanding mereka. Dan ternyata kemarin sang waktu lebih memilih Sir Alex Ferguson sebagai tuannya.


9. Best Friend Forever
foto_berita/AlasanManchesterUnitedMenangAtasManchesterCity3-29.jpg
Kalau kata Sindentosca, pertemanan itu bagai kepompong. Mengubah ulat menjadi kupu-kupu. Mungkin kata-kata itu yang dipahami betul oleh Carlos Tevez dan Samir Nasri. Kita semua tahu bahwa Carlitos adalah bagian dari skuad United ketika meraih Double Winners (Barclays Premier League dan UEFA Champions League) pada tahun 2008. Jadi mungkin ia memang dikirim ke City hanya untuk menjadi agen rahasia. Oleh sebab itu, dilanggarlah Rafael meski ia sudah mendapat kartu kuning. Lalu lanjut lagi ke Samir Nasri. Ikatan pertemanannya dengan RVP di Arsenal kelihatannya masih ada sampai sekarang. Makanya tak salah apabila ia membantu Robin untuk mencetak gol. Ya ini memang hanya fantasi saya saja. Tapi bukankah segala ketidaksengajaan ini begitu menarik? Ah, betapa indahnya pertemananan diantara mereka. Oh iya ngomong-ngomong, ada yang punya nomor telepon Raam Punjabi? Saya ingin menjual cerita ini kepadanya agar dijadikan film.


10. “Can't believe it was a copper 2p, could have at least been a £1 coin!”
foto_berita/AlasanManchesterUnitedMenangAtasManchesterCity3-210.jpg
“Dua penny?! Kamu serius?! Apabila kamu mau nego, sebuah gol bunuh diri saya bisa didapat dengan satu Pound!,” Kata San Frendinand di dalam hati.

Itulah dialog dari sebuah film yang berjudul “Fake Tales of San Frendinand”. Semua kejadian dalam cerita ini adalah fiktif belaka, jika ada kesamaan nama tokoh, tempat, dan peristiwa, maka itu hanya karena kebetulan semata.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar