Rabu, 31 Juli 2013

10 Hal Kenapa Kita Rindu Barclays Premier League

70hkkrbplc.jpg
Sekitar bulan Juni sampai Juli, kita anak-anak sekolah dan kuliah menikmati masa liburan. Tentu para pemain sepakbola juga tidak mau kalah. Mereka mendapatkan masa rehat setelah menjalani satu musim penuh. Bagi mereka, menyenangkan bisa menikmati musim panas sambil berjemur di bawah guyuran sinar matahari sambil tidur-tiduran di tepi pantai di Barbados atau Ibiza. Sementara bagi kita? Ada yang membuat liburan kita menjadi kurang sempurna, yaitu Barclays Premier League.

1. Faktor Kebiasaan
 
Dari bulan Agustus 2012 sampai Mei 2013, kita terus menerus disuguhi pertandingan demi pertandingan oleh tim-tim yang berlaga di Barclays Premier League. Hampir setiap minggu, kita pasti dapat menyaksikan mereka bertanding. Bahkan tak jarang beberapa pertandingan diubah ke pertengahan minggu akibat bentrok dengan jadwal kejuaraan-kejuaraan seperti FA Cup, League Cup, ataupun UEFA Champions League.

Permasalahnnya adalah kita menjadi terbiasa “harus” menyaksikan mereka setiap akhir pekan. Apalagi pada musim lalu, kebetulan stasiun TV lokal yang memegang hak siar BPL secara baik hati membanjiri kita semua dengan tiga hingga lima pertandingan per pekannya. Coba bandingkan dengan liga Italia, Jerman, dan Prancis yang dalam satu minggu paling hanya satu atau dua pertandingan.
2. Bukan Liga Yang Dimonopoli
 
Keunggulan yang dimiliki oleh Barclays Premier League adalah hampir seluruh tim yang berpartisipasi pasti kita kenal. Sehingga kitapun akhirnya menyaksikan pertandingan tersebut meski yang bertanding adalah tim-tim non unggulan. Mungkin ini memang efek dari sounding besar-besaran yang menyebabkan BPL bisa dibilang sebagai salah satu liga terbaik di dunia (padahal tim-tim nya gagal total di UEFA Champions League).
Well, bagaimanapun BPL memang memiliki daya tarik tersendiri. Meski Manchester United mendominasi peraihan gelar juara selama kurang lebih 10 tahun terakhir, tetapi banyak tim yang menjadi penantang untuk meraih gelar tersebut. Sebut saja Chelsea, Manchester City,dan Arsenal. Ini berarti ada empat tim yang sama-sama dijagokan untuk meraih gelar.
Dibalik semua kontroversi, gol-gol cantik, dan berbagai kejadian menarik lainnya, saya tidak bisa melepaskan perhatian dari sang peserta. Tim-tim inilah yang membuat BPL menjadi sangat seru dan kita rindukan. Tanpa mereka, mungkin kita tidak akan peduli. Sama seperti banyak dari kita yang tidak peduli dengan Indonesia Super League.
3. Manchester United
 
Musim 2013/2014 akan terasa sangat istimewa bagi Manchester United. Setelah meraih gelar ke-20 mereka di musim lalu, sekarang mereka harus mempertahankan gelar tersebut dengan manajer yang berbeda. Untuk pertama kalinya dalam sejarah Barclays Premier League, United tidak lagi dilatih oleh Sir Alex Ferguson. Mereka akan melewati perjuangan untuk mendapatkan gelar ke-21 bersama David Moyes.
Dibawah arahan Moyes, mereka dituntut untuk tetap menunjukkan bahwa mereka adalah tim terbaik di Inggris. Sangat menarik untuk menantikan bagaimana kiprah United bersama Moyes. Apakah ini awal dari keruntuhan dominasi mereka? Atau justru mereka baru memulai dinasti yang lainnya?
4. Manchester City
 
Secara posisi akhir, tidak ada yang salah dari Manchester City. Tetapi jika dilihat dari perbedaan poin dengan Manchester United yang sempat mencapai angka 21, maka jelas ada yang salah dari The Citizens (yang notabenenya ketika itu memegang predikat sebagai juara bertahan). Alhasil di akhir musim, board City memecat Roberto Mancini dan menggantinya dengan Manuel Pellegrini.
Kedatangan Pellegrini jelas membawa angin segar. Mantan pelatih Real Madrid ini telah membawa Malaga melangkah jauh baik itu di La Liga ataupun UEFA Champions League. Hebatnya lagi, ia melakukan hal tersebut dengan mayoritas adalah pemain-pemain “buangan”. Meski sempat mendapatkan dana melimpah, justru ia membuktikan bahwa dirinya adalah pelatih berkualitas di musim lalu ketika Malaga sedang mengalami krisis keuangan.
Sekarang bersama City, ia mendapatkan dana tak terbatas dan pemain-pemain berkualitas. Menjadi juara? Jelas tidak mustahil jika Pellegrini sanggup mengembalikan suasana kondusif di tubuh City yang sempat hancur di tangan Mancini musim lalu.
5. Chelsea
 
Musim lalu, Chelsea sebenarnya telah membuktikan bahwa mereka adalah calon juara. Sayang, inkonsistensi merusak semua skema yang telah direncanakan untuk menggondol trofi Barclays Premier League dari Manchester ke London. Apalagi mereka juga sempat mengalami masalah ketika secara mengejutkan Roman Abramovich memecat Roberto Di Matteo pada bulan November.
Sekarang The Blues kedatangan sang pelatih kesayangan mereka, Jose Mourinho. Untuk pertama kalinya dalam sejarah melatihnya, Mou memegang tim yang sama dua kali. Sebelumnya, tak pernah sekalipun The Special One melatih tim yang pernah ia latih setelah pindah ke tim lainnya terlebih dahulu. Terlebih ia datang dengan kegagalan besar di Real Madrid. Kepindahan ini seakan-akan “hanya” untuk menyelamatkan karir kepelatihannya.
Namun demikian, tentu kita tidak bisa melupakan apa yang pernah ia raih bersama Chelsea beberapa tahun silam. Di musim pertamanya, ia langsung mengakhiri puasa gelar BPL The Blues yang telah bertahan selama setengah abad. Meski singkat, tak ada satupun pendukung Chelsea yang melupakan jasa besarnya.
Sekarang bersama pemain-pemain muda berkualitas semacam Eden Hazard, Juan Mata, ataupun Oscar, mampukah ia kembali membawa klub yang bermarkas di Stamford Bridge ini meraih masa kejayaannya?
6. Liverpool
 
Liverpool will always be Liverpool. Apapun yang terjadi, mereka adalah 18 kali peraih gelar Liga Inggris, 5 kali peraih gelar UEFA Champions League, dan 7 kali peraih gelar FA Cup. Sekalipun mereka sudah empat tahun berturut-turut terbuang dari zona empat besar dan tidak berpartisipasi di ajang UCL, selalu menarik untuk memperhatikan kiprah The Reds setiap musimnya.
Banyak yang bilang musim lalu adalah sebuah permulaan bagi Liverpool dibawah asuhan Brendan Rodgers. Pemain-pemain muda dan taktik baru yang diterapkan mantan pelatih Swansea tersebut dipercaya bisa membawa Liverpool kembali menjadi tim terbaik di Inggris. Sekarang memasuki musim kedua, sejauh mana tiki-taka ala Liverpool bisa membawa tim ini keluar dari era kegelapan mereka? Apalagi ketika sekarang disaat mereka sedang belajar tiki-taka, justru banyak tim yang sudah bisa mematahkan taktik tersebut.
7. Tottenham Hotspur
 
Sebenarnya, Tottenham Hotspur sudah menjadi tim kuda hitam sejak bertahun-tahun yang lalu. Kiprah sang pasukan ayam dari utara London selalu menarik perhatian berbagai pihak. Namun dalam dua musim terakhir, mereka seakan-akan tengah membangun kekuatan untuk menjadi penguasa Barclays Premier League dalam beberapa tahun mendatang.
Tentu aktor utamanya adalah Gareth Bale. Bagaimana tidak? Pemain ini benar-benar menjadi tulang punggung tim dengan gelontoran 21 gol nya. Berkali-kali pula ia menyelamatkan tim nya dari kekalahan lewat gol nya tersebut. Dengan skillnya tersebut, wajar jika dirinya ia menjadi incaran tim-tim besar Eropa. Namun hingga saat ini justru belum ada tanda-tanda ia akan hijrah dari White Hart Lane.
Dibawah asuhan Andre Villas-Boas, jelas permainan Tottenham tidak bisa dipandang sebelah mata. Sejauh mana mereka bisa mendobrak dominasi The Big Four? Itulah pertanyaan yang akan menjadi target mereka di musim depan. Dengan kekuatan seperti sekarang, sepertinya bukan mustahil mereka akan menembus hingga tiga besar.
8. Newcastle United
 
Cukup aneh melihat prestasi Newcastle United yang terjun payung di musim lalu. Setelah di musim 2011/2012 mereka bermain sangat apik dan menempati posisi lima pada klasemen akhir, mereka malah harus berjuang keluar dari zona degradasi yang akan menyeret mereka ke Championship pada musim lalu.
Invasi yang dilakukan para pemain berkewarganegaraan Prancis ke tubuh The Magpies pertengahan musim lalu diyakini akan membawa mantan tim Alan Shearer ini ke jalan yang cerah. Pemain-pemain ini adalah calon tulang punggung tim nasional Prancis di masa depan. Jadi rasanya sangat menarik untuk melihat sejauh mana Joe Kinnear bisa membuktikan bahwa Newcastle bukanlah wee club from the north east.
9. Swansea City vs Cardiff City
 
Keberhasilan Cardiff City promosi dari Championship ke Barclays Premier League diyakini banyak pihak akan membuat BPL 2013/2014 berjalan sangat menarik. Setelah lebih dari sepuluh tahun, untuk pertama kalinya akan kembali kita saksikan dua tim asal Wales di Liga Inggris. Ya! Cardiff City vs Swansea City. Terlebih, ini merupakan laga derby panas yang tak jarang menimbulkan kerusuhan baik itu di dalam ataupun luar lapangan.
Kiprah Swansea City di BPL sendiri sebenarnya tidak bisa dibilang buruk. Bahkan di musim lalu mereka sempat mengejutkan berbagai pihak setelah menampilkan performa yang menawan sebelum akhirnya menjuarai Capital One Cup. Penampilan Michu jelas ditunggu oleh banyak pecinta Fantasy Premier League.
Sehubungan dengan Cardiff yang baru promosi, mereka seharusnya tidak perlu berkecil hati. Mereka bisa melihat Swansea yang di musim pertamanya langsung finish di posisi ke-11. Sungguh unik jika bisa melihat dua tim asal Wales ini mengganggu tim-tim di BPL.
10. Arsenal
 
#9YearsAndStillCounting?
This could be Arsene’s last chance. So don’t you dare to miss it!

1 komentar:

  1. DAFTAR ID GRATIS SABUNG AYAM ONLINE


    * KUNJUNGI SITUS KAMI DI *

    WWW.ID303.live


    MENANG BERAPAPUN, PASTI KAMI BAYAR !!! *

    minimal deposit 25rb , minimal wd 50rb


    BISA DEPOSIT DENGAN PULSA XL DAN TELKOMSEL


    * Melayani LiveChat 7 x 24 Jam Nonstop :

    - WA : 08125522303
    - BBM : CSID303

    BalasHapus