1. Norman Whiteside
Norman Whiteside merupakan seorang pemain legenda dari klub besar
Manchester United yang memang bermain pada medio pada tahun 1982 sampai
dengan tahun 1989 yang lalu dan pemain itu bermain di dalam posisi
pemain penyerang. Norman Whiteside adalah satu-satunya pencetak
hattrick untuk United di Piala FA. United memenangkan pertandingan 4-2
melawan West Ham di perempatan final tahun 1985.
Pada tanggal 24 April 1982, dan sebelum ulang tahunnya yang ke-17,
Norman Whiteside menjadi pemain termuda yang melakoni debut untuk
Manchester United sejak Duncan Edwards melakukannya. Dalam beberapa hal
ia mirip dengan Duncan. Dia sangat berbakat dan bisa bermain sama
baiknya di mana saja dari “wing-back” sampai sebagai centre-forward.
MUTV menjalankan program penghormatan kepada Norman. Dia menderita
cedera serius dari usia 15, bahkan sebelum ia masuk di tim United. Dia
kemudian melakukan operasi pada tulang rawan pada lutut dan harus
beristirahat total setidaknya enam bulan, dia kemudian menghabiskan
hari-harinya “day-case” dengan Keyhole Sugerly.
Cederanya itu kemudian membuatnya harus pensiun dini di usianya yang
hanya 26 tahun. Penggemar sepakbola Inggris akan selalu ingat dengan
gol kemenangan yang dia cetak pada Piala FA tahun 1985, saat dia
beroperasi di lini tengah dan mengenakan nomor punggung 4.
2. George Best
George Best (lahir di Belfast, Irlandia Utara, 22 Mei 1946
– meninggal di London, Inggris, 25 November 2005 pada umur 59 tahun)
merupakan seorang pemain sepak bola berkebangsaan Irlandia Utara.
George Best biasanya dikaitkan dengan jersey ikonik no.7, tetapi
sebenarnya ia sempat mengenakan beberapa nomor pada jersea-nya: 7, 8, 10, 11. Ini dikarenakan dulu masih diberlakukan nomor punggung harus disesuaikan dengan posisi pemain dalam pertandingan.
Dengan demikian, banyaknya nomor yang pernah dipakai oleh George Best
menunjukkan bahwa dia adalah pemain hebat nan fleksibel yang bisa
bermain di semua posisi. Dia mengenakan No. 10 selama tahun 1972
sebelum ia akhirnya meninggalkan Old Trafford saat umurnya masih 27
tahun karena Dewan Manchester United dan Sir Matt Busby tidak lagi bisa
mentolerir “gaya hidup”nya yang bermasalah.
3. Sir Bobby Charlton
Sir Bobby Charlton Merupakan keponakan dari penyerang legendaris
Newcastle United Jackie Milburn. Ia bergabung dengan Manchester United.
Ia menandatangani kontrak profesionalnya yang pertama dengan United
pada Oktober 1954 dalam usia 17 tahun. Sejak bermain di tim junior MU
ia telah menunjukkan keistimewaannya dengan memenangkan FA Youth Cup 3
kali berturut-turut tahun 1954, 1955, dan 1956. Ia mengukir 754 rekor
permainan, mencetak 247 gol.
Nomor yang selalu dikaitkan dengan Bobby Charlton adalah No 9. Hal ini
menarik karena di era Best, Charlton dan Law, Denis adalah pemain
“out-and-out striker” dan “goal-poacher”, itu berarti no.9? Untuk
sebagian besar karirnya Charlton bermain di posisi “inside forward”
yang membawa No.8 atau No 10. Tidak mungkin untuk menemukan rekaman
saat-saat yang paling terkenal di Eropa atau Inggris.
Tentu saja di awal karirnya ia mengenakan No 10, membuatnya menjadi
salah satu dari lusinan pemain United yang diberi kehormatan dalam 60
tahun terakhir atau lebih yang memakai jersey no.10, sampai ke Wayne
Rooney.Jika Anda menonton video golnya di atas Anda akan melihat
setidaknya tiga contohnya.
4. David Beckham
David Robert Joseph Beckham, OBE (lahir di London, 2 Mei 1975; umur 38
tahun) adalah seorang pemain sepak bola Inggris. Ini yang mungkin
tidak diketahui oleh banyak orang. Ketika ia pertama kali datang ke
sisi kanan United ia mengenakan No 10. Dia benar-benar bermain sebagai
gelandang sisi kanan ketika ia membobol gawang Wimbledon saat melakoni
debut pertama bersama United. Dia mewarisi jersey No.10 dari Mark
Hughes ketika ia meninggalkan Old Trafford.
5. Teddy Sheringham
Teddy Sheringham (lahir 2 April 1966 di Highams Park, London, Inggris)
merupakan pemain sepak bola berkebangsaan Inggris. Fans Manchester
United manapun tidak akan pernah melupakan Teddy Sheringham pada final
Piala Champions 1999. Ia salah satu aktor kemenangan dramatis atas
Bayern Munchen. Awalnya ia sempat diragukan oleh fans Manchester United
ketika menggantikan ikon klub Eric Cantona.
Seperti Robin van Persie, Michael Carrick, Rio Ferdinand, Henrik
Larsson, Dimitar Berbatov dan Ryan Giggs, Teddy Sheringham adalah salah
satu pemain paling cerdas yang pernah mengenakan jersey merah
Manchester United. Dia tidak punya kecepatan yang bagus, tetapi seperti
Denis Bergkamp di Arsenal, ia memiliki visi yang besar, pandai melihat
peluang untuk pembunuh dan pencetak gol oportunis. Misalnya satu gol
saat melawan Bayern Munich yang mengubah cerita United di Final Liga
Champions.
Seperti dengan Van Persie, ia didatangkan oleh Sir Alex saat memasuki
usia ke-31 dan membela United selama empat tahun dan pergi saat berusia
35 tahun. Karirnya, bagaimanapun, terus melampaui Giggs sampai ia
akhirnya pensiun pada usia 42.
Beberapa orang berpikir dia seharusnya mendapat lebih banyak
pertandingan untuk United dan Inggris karena kecerdasan dan visi yang
dia dibawa bersama dengan golnya: 355 gol dalam 898 pertandingan di
level klub; dan 11 gol dari 51 penampilan untuk Inggris.
6. Lou Macari
Lou Macari pertama kali menarik perhatian klub2 Inggris saat bermain di
Glasgow Celtic. Lou hampir saja menjadi pemain Liverpool. Tahu bahwa
Liverpool sedang mendekati Lou, Pat langsung membujuknya untuk
bergabung dengan United saja. Lima hari kemudian, tepatnya tanggal 20
Januari 1973, Lou resmi bergabung dengan Manchester United dengan nilai transfer £200.000.
Dari beberapa pemain yang memakai lebih dari satu nomor, mungkin Lou
Macari yang mungkin paling dikenal untuk jersey No 10. Dia dengan cepat
menjadi pahlawan bagi fans United ketika ia menolak tawaran bergabung
dari Liverpool dari Celtik untuk bergabung dengan Red Devils pada tahun
1973. Dia mencetak gol yang menyelamatkan satu poin melawan West Ham di
pertandingan pertamanya. Agak mengejutkan dia tidak memiliki catatan
rekor untuk urusan mencetak gol.
Dia telah mencetak 57 gol dalam 105 pertandingan terakhirnya di empat
musim untuk Celtic tetapi hanya berhasil mencetak 97 gol di 404
penampilan untuk United dan lima gol dalam 24 penampilan untuk
negaranya.
Dia adalah seorang pemain yang riang dengan gaya “all-action”, bising
di sekitar lapangan, dan menjadi favorit penggemar. Tommy Docherty
mendatangkan Macari dan bermain selama 12 musim sebelum bergabung
dengan Swindon pada usia 35. Setelah karir manajerial dia sekarang
menjadi komentator sosial kemasyarakatan dan komentator untuk MUTV.
7. Mark Hughes
Ksatria asal Wales adalah julukan Mark Hughes. Dia lahir di Wrexham 1 November 1963, pertama
kali bergabung dengan Manchester United Maret 1978 pada usia 14 tahun.
Pada saat itu ia bermain sebagai gelandang. Adalah jasa pelatih akademi
Syd Owen yang melihat potensi Mark sebagai penyerang dan memindahkannya
ke posisi tersebut sehingga menjadi salah satu pencetak gol terhebat
sepanjang sejarah United.
Sekarang kita tiba pada pemegang jersey nomor 10 yang legendaris. Agak
mengejutkan “Sparky” Mark Hughes adalah yang paling produktif keempat.
Mungkin itu karena ia bermain untuk Manchester United selama era yang
kurang berhasil? Secara total ia memiliki periode di United, yang
pertama kali didatangkan dari sekolah pada usia 14. Dia tidak membuat
debutnya sampai ia berusia 19.
Namun ia mampu segera menggeser kemitraan mencolok dari Whiteside dan
Frank Stapleton. Ia juga mengambil alih jersey No.10. Secara
keseluruhan, ia mencetak 163 gol dalam 467 pertandingan dalam dua
periode di Old Trafford. Dia bermain cukup baik saat bermain untuk
Barcelona dan Real Madrid sebelum kembali lagi ke Old Trafford.
Sementara ia bisa mencetak beberapa gol egois spektakuler dia juga
seorang pencipta peluang yang cerdas. Dalam banyak hal ia bermain dalam
gaya yang mirip dengan Wayne Rooney, dia bisa mengkreasi peluang untuk
diselesaikannya dengan gaya berkelas. Karena kontribusinya untuk
United, bukti prestasi dan popularitasnya tidak pudar meski pernah
menjadi pelatih Manchester City.
8. Ruud Van Nistelrooy
Ruud Van Nistelrooy adalah mesin gol yang sangat produktif dimanapun ia
bermain. Ia pertama kali menarik perhatian klub2 besar termasuk
Manchester United ketika mencetak 60 gol dalam 2 musim di Liga Belanda
bersama PSV Eindhoven. Meskipun akhirnya setuju bergabung dengan
United, Sir Alex Ferguson harus bersabar mendapatkannya.
Sedemikian inginnya Sir Alex mendapatkan Ruud, ia terus melakukan
kontak selama setahun ketika Ruud mengalami cidera dalam latihan dengan
PSV. Ketika United menawar Ruud secara resmi bulan April 2000, ia malah
gagal dalam tes fisik karena cidera yang dideritanya. Ruud akhirnya
menandatangani kontraknya dengan United 23 April 2001 dengan transfer
senilai £19 juta.
Sebagai pemegang no.10, Ruud van Nistelrooy adalah striker lengkap. Dia
adalah salah satu striker terproduktif yang pernah dimiliki United,
mencetak 150 gol hanya dalam 210 pertandingan. Dia bisa menjadi
“poacher” di kotak penalti setelah mengelabuhi bek lawan. Dia sangat
kuat dan agresif, hampir mustahil untuk kehilanga bola.Menariknya
hampir semua golnya tercipta di dalam kotak penalti. Dia tidak
malu-malu konfrontasi yang kemudian dikenal sebagai “Pizzagate” saat
pertandingan versus Arsenal.
Sir Alex tercatat dua kali membeli Van Nistelrooy dua kali: sekali pada
tahun 2000 (yang dibatalkan karena keraguan kebugaran dan kemudian
ligamen-nya pecah). Sir Alex terus memantau kebugaran striker Belanda
itu dan ketika memasuki periode pemulihan akhirnya dia resmi menjadi
pemain United pada bulan April 2001. Menunggu
itu berharga. Dia mencetak 36 gol dalam 49 pertandingan di musim
pertamanya, memecahkan rekor dengan mencetak delapan gol dalam delapan
pertandingan berturut-turut, dan mencetak gol terbanyak Liga Champions
dalam semusim dengan 10 gol.
Tidak mengherankan jika kemudian ia memenangkan PFA Player of the Year.
Dia mengabdi untuk United selama lima musim dan itu agak mengejutkan
bahwa ia hanya memenangkan empat trofi utama termasuk satu gelar Liga
Premier. Dia adalah satu lagi pemain yang mungkin dijual Sir Alex
dengan begitu cepat. Apalagi dirinya terlibat konflik dengan Cristiano
Ronaldo dan tawaran harga € 24.000.000 dari Real Madrid-pun menjadi
terlalu sulit untuk ditolak.
9. Wayne Rooney
Wayne Rooney (lahir di Croxteth, Liverpool, Inggris, 24 Oktober 1985;
umur 27 tahun) merupakan seorang pemain sepak bola Inggris yang
berposisi sebagai penyerang. Ia saat ini bermain di Manchester United
dan menggunakan nomor punggung 10. Rooney telah melewati rekor gol Sir
Bobby Charlton.
Sekali lagi Wayne Rooney berada dalam sorotan tapi kali ini bukan
karena ulahnya. Sejak ia dicadangkan di leg kedua melawan Real Madrid,
spekulasi media telah tersebar luas tentang kepindahannya yang semakin
dekat. Jika dia dicadangkan hanyalah masalah taktik. Dia tidak
berencana pergi dan Sir Alex pun tidak rela melepasnya. Setelah
berdamai setelah menyatakan keinginannya untuk meninggalkan United pada
bulan Oktober 2010 Rooney telah kembali berkomitmen pada dirinya untuk
terus bersama United.
Ia telah menjadi pemain penting dan bersedia bermain di mana pun dan
melakukan apa pun yang diinstruksikan Sir Alex yang membuat United kini
bisa meninggalkan jauh pesaing utama Manchester City. Rooney memakai
No. 10 tapi ia juga baik bermain sebagai “out-and-out” striker, bermain
“in the hole”, di sayap dan dimanapun ketika diperlukan, tapi
kadang-kadang dia terlalu bermain kedalam hingga lupa mencetak gol.
Itu semua terlalu mudah untuk dilupakan bahwa dia sekarang di musim
ke-11 nya untuk negaranya dan kesembilan untuk United. Selama periode
yang terakhir ia telah mencetak 197 gol dalam 396 pertandingan. Jika ia
tetap di United untuk sisa karir ia belum dapat turun kembali ke peran
sebagai gelandang menyerang tengah.
Ya, ia memiliki sedikit masalah kebugaran dan Sir Alex juga telah
mengakui, karena bentuk tubuh dan metabolisme. Dia mungkin akan harus
berjuang untuk seluruh hidupnya. Itu tidak berarti bahwa ia tidak bisa
bermain sampai dia 35 atau yang lebih muda. Ia telah menjadi jauh lebih
mapan dan matang, tampaknya sejak ia menjadi seorang ayah.
10. Denis Law
Denis Law adalah seorang pencetak gol handal Manchester United. Ia
memiliki kecepatan, teknik, semangat, dan kecintaan tulus pada dunia
yang digelutinya sehingga dianggap sebagai pahlawan United pada
masanya. Pemain kelahiran 24 Februari 1940 menikmati karir yang panjang
dan sukses sebagai striker dari tahun 1950 hingga 1970-an.
Denis Law bisa bermain di setiap zaman dalam sejarah sepakbola. Dia
adalah seorang yang lahir sebagai finisher. Ia dibesarkan di Skotlandia
di mana menyundul atau menendang bola pasti terasa seperti mencoba
untuk menggeser sebuah meriam pada hari grimmest.
Dia mencetak 332 gol yang luar biasa dalam 652 pertandingan dalam karir
kelas pertamanya untuk klub dan negara. Dari semua gol itu, 237 gol
dalam 404 pertandingan untuk Manchester United adalah terbanyak kedua
setelah 249 gol milik Sir Bobby Charlton. Tetapi yang terakhir dia
bermain sebanyak 758 kali dalam 17 musim ke Law’s 11.
Law adalah legenda di Skotlandia serta di Old Trafford. Dia adalah
satu-satunya pemain Skotlandia yang memenangkan European Footballer of
the Year. Puncak karirnya adalah ketika terpilih untuk World XI melawan
Inggris pada tahun 1963.
Tidak akan diketahui rekor apa lagi yang akan dia ukir atau apa lagi
yang akan diacapai dalam karirnya jika ia tidak memiliki “dodgy knees”.
Ini adalah era dimana dia bermain dengan kondisi cedera, sering
mengalami sakit-dan suntikan anti rasa sakit. Sayangnya ia harus absen
dalam kemenangan Piala Eropa pada tahun 1968 sebagai hasilnya.
Sekali lagi itu adalah bukti kasih sayang publik Old Trafford kepadanya
dan akan tetap menjadi salah satu legenda terbesar yang pernah ada.
Meskipun dia pernah membela Manchester City dan berkat gol semata
wayangnya United terdegradasi ke Divisi II. Seorang pria yang ramah,
sederhana dan tidak menonjolkan diri dan salah satu duta resmi United.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar