Dalam sejarah panjangnya, Manchester
United selalu mencetak pemain-pemain berkelas. Nama-nama legendaris
melenggang penuh pesona di lapangan hijau stadion kebanggaan Old
Trafford untuk menyajikan permainan menawan. Dari seluruh pemain yang
turun untuk Man Utd, pemain dengan nomor punggung 7 selalu menjadi
sorotan. Kenapa? Entah kenapa seperti ada daya magis berlebih bagi
pemain bernomor punggung ini bagi fans Setan Merah. Mereka yang memakai
nomor punggung ini menjadi legenda hidup yang selalu dikenang sebagai
terbaik di jamannya.
Berikut adalah tujuh pemain bernomor
punggung tujuh milik Manchester United yang penuh pesona maupun
kontroversi dari masa ke masa.
1. George Best
Best yang lahir pada tanggal 22 Mei 1946 adalah seorang pemain sayap super yang mampu mengkombinasikan kecepatan, akselerasi, keseimbangan, kemampuan mencetak gol, kegesitan melewati hadangan lawan serta secara natural mampu menggocek bola sama baik dengan kedua kakinya. Masa kejayaan Best berlangsung di tahun 1968 ketika ia meraih gelar Pemain Terbaik Eropa dan merebut Piala Champion bersama MU. Selama karirnya yang cemerlang Best berhasil merebut simpati penggemar Setan Merah.
Begitu hebatnya Best sehingga IFFHS
(International Federation of Football History & Statistics)
memilihnya di urutan 11 jajaran Pemain Terbaik Eropa Abad Ini dan
peringkat 16 dalam pemilihan Pemain Terbaik Dunia Abad ini pada tahun
1999. Pele menyebutnya sebagai salah satu dari 125 Pemain Terbaik Dunia
di peringkat 19 di belakang legenda Jerman Gerd Muller.
Sebelum era Beckham, George Best-lah
yang menjadi ‘seleb’ atau pesohor bola Theatre of Dreams. Sayang gaya
hidupnya yang senang berpesta membuatnya kecanduan alkohol yang pada
akhirnya mengakibatkan kejatuhan karir dan kematiannya, Best meninggal
di usia 59 tahun pada bulan November 2005. Begitu parahnya kecanduan ini
hingga pada suatu ketika Best mencuri dompet seorang wanita tidak
dikenal ketika dia bermain di Amerika hanya untuk membeli minuman keras.
Namun sumbangannya bagi dunia sepakbola membuat nama Best tetap
dikenang sebagai salah satu pemain terbaik dunia.
Nama Best diabadikan sebagai nama
bandara di Belfast City yang kini bernama George Best Belfast City
Airport. Di Irlandia Utara, ungkapan apresiasi ini menjadi legenda: “Maradona good; Pelé better; George Best.”
2. Willie Morgan
Willie adalah panggilan kesayangan
William Morgan yang lahir 2 Oktober 1944 di Sauchie, Clackmannanshire.
Pemain bola asal Skotlandia ini bertipe sayap dan memulai karirnya di
Burnley. Ia memperoleh tempat tetap di tim utama Burnley untuk
menggantikan John Connelly yang hijrah ke Manchester United. Hebatnya,
pada pertandingan Boxing Day melawan MU, Morgan mencetak dua gol
pertamanya untuk membantu Burnley menghajar MU 6-1 di Turf Moor.
Musim panas 1968, Morgan didatangkan
oleh Sir Matt Busby ke Man Utd untuk sekali lagi mengisi pos yang
ditinggalkan oleh John Connelly. Morgan mencetak 34 gol selama karirnya
untuk Setan Merah walaupun gagal menembus final Piala Champion setelah
ditundukkan AC Milan. Tahun 1970 dan 1971, Morgan dianugerahi Supporters
Player of the Year dua tahun berturut-turut. Pada tahun 1972, setelah
bermain melawan Brazil mewakili negaranya, Morgan mendapat julukan
‘Pemain Sayap Kanan Terbaik di Dunia’ dan membawa Skotlandia ke putaran
final Piala Dunia. Pada putaran 1973 – 1975, Morgan menjadi kapten
Manchester United sebelum akhirnya pulang kembali ke Burnley untuk
digantikan oleh Steve Coppell.
3. Steve Coppel
Berakhirnya era Busby Babes pada tahun
70-an membuat prestasi Manchester United naik turun, begitu parahnya
sehingga pada tahun 1975 Man Utd harus mulai berjuang dari divisi dua.
Manajer Tommy Docherty memiliki solusinya, seorang pemain sayap kanan
belia berusia 19 tahun yang pada saat itu masih kuliah di Liverpool
University dan bermain untuk Tranmere Rovers. Docherty berebut dengan
tim lain untuk mengontrak Steve Coppell yang memiliki teknik dan sikap
menawan. Ketika tim lain mundur saat mereka menyadari fisik Coppell
‘terlalu kecil’, Docherty tidak ambil pusing. Sepuluh penampilan dan
satu gol dari Coppell sedikit banyak membantu tim muda Docherty kembali
ke divisi utama dalam waktu setahun.
Stephen James ‘Steve’ Coppell dilahirkan
pada tanggal 9 Juli 1955 di Croxteth dan walaupun selalu terpesona oleh
Liverpool, ia tidak memiliki masalah untuk bermain bagi tim rivalnya,
Man Utd. Pada tahun 1976, setahun setelah naik ke divisi utama – Man Utd
berhasil menembus final Piala FA sebelum akhirnya ditundukkan
Southampton di final. Tahun berikutnya, Man Utd kembali ke final Piala
FA untuk berhadapan dengan Liverpool yang sedang on fire dan mengejar
gelar treble. Coppell dan kawan-kawan melupakan kenangan buruk tahun
sebelumnya dan menundukkan Liverpool 2-1.
Delapan musim bermain di Old Trafford,
Coppell bermain di bawah arahan tiga manajer: Docherty, Sexton dan
Atkinson. Mereka selalu memberi tempat di tim utama bagi Coppell yang
dari 395 penampilannya mencetak 70 gol. Hebatnya lagi, Coppell masih
memegang rekor bermain sebagai starter untuk Setan Merah dalam 206
pertandingan berturut-turut di semua kompetisi.
Sayang karir pemain cemerlang ini
terhenti di usia muda, pada pertandingan kualifikasi Piala Dunia antara
Inggris dan Hungaria di Wembley, Coppell mengalami cidera serius dan
walaupun telah melalui beberapa operasi penting, kesehatannya tidak
pernah pulih. Coppell memutuskan untuk gantung sepatu pada bulan Oktober
1983 pada usia 28 tahun.
4. Bryan Robson
Bryan Robson yang lahir pada tanggal 11
Januari 1957 di Chester-le-Street, County Durham adalah pemegang ban
kapten Manchester United terlama sepanjang sejarah. Sebelum bermain
untuk Setan Merah, Robson meniti karir di West Bromwich Albion. Selain
menjadi kapten MU, Robson juga menjadi kapten tim nasional Inggris untuk
65 pertandingan dari keseluruhan 90 penampilan.
Pemain yang sering dijuluki ‘Robbo’ atau
‘Captain Marvel’ ini dikontrak oleh Man Utd pada Oktober 1981 dan
menjadi pemain termahal di liga Inggris saat itu. Rekor ini tidak akan
terpecahkan hingga tahun 1987 ketika Liverpool membeli Peter Beardsley.
Sebulan setelah dikontrak, Robson mencetak gol pertamanya bagi MU yang
kelak berakhir 13 musim kemudian dengan hampir 500 penampilan dan
mencetak 99 gol.
Robson menjadi kapten United pertama
yang berhasil mengangkat trofi Piala FA untuk tiga musim (walaupun tidak
berturut-turut) dan mengalami masa keemasan ketika United berhasil
menundukkan Barcelona 2-1 di final Piala Winners 1991. Ini seperti
membalas kegagalan Robson yang walaupun menyumbangkan dua gol di Old
Trafford untuk mengalahkan Barcelona 3-0 setelah sebelumnya tunduk 2-0
di Nou Camp pada perempatfinal Piala Winner pada tahun 1984 namun
akhirnya menderita cidera yang membuatnya tidak tampil maksimal saat Man
Utd ditundukkan Juventus di semifinal ajang yang sama.
Robson mengakhiri karir panjangnya di
Man Utd untuk mengejar karir sebagai pemain-pelatih bagi Middlesbrough.
Selanjutnya, Robson juga melatih Bradford City, West Bromwich Albion,
Sheffield United dan tim nasional Thailand.
Pada saat hijrah dari WBA dan ditanyakan
apa alasannya bergabung dengan Manchester United, Robson menjawab
dengan yakin. “Motivasi utamaku bukanlah uang. Aku hanya ingin menjadi
pemenang.”
5. Eric Cantona (favorit ane nih)
Dialah sang raja. Eric ‘The King’
Cantona mengawali karirnya di Manchester United pada pertandingan
persahabatan melawan Benfica di Lisbon untuk memperingati ulang tahun ke
50 pemain legendaris Portugal, Eusébio. Pertandingan ofisial pertamanya
adalah ketika Cantona masuk menjadi pemain pengganti pada saat derby
dengan Manchester City di Old Trafford pada tanggal 12 Desember 1992.
Sebelum mendapatkan Cantona, MU
mengalami musim yang menyesakkan, musim sebelumnya mereka hanya bisa
menahan nafas melihat Leeds United meraih gelar dengan Cantona sebagai
aktor utama Leeds. Musim ini mereka berada di belakang Aston Villa dan
Blackburn Rovers yang saling berkejaran untuk meraih gelar liga, begitu
juga tantangan maut dari kuda hitam Norwich City dan QPR. Masalah
utamanya? Setan Merah tidak mampu mencetak gol. Brian McClair dan Mark
Hughes kehilangan sentuhan, Dion Dublin cedera panjang dan Alex Ferguson
pusing tujuh keliling.
Masuklah Cantona.
Dia mencetak gol, mengirim assist dan
memberikan nuansa juara bagi Man Utd. Tepat seminggu setelah debut
melawan The Citizens, Cantona mencetak gol pertama pada pertandingan
yang berakhir imbang 1-1 saat berhadapan dengan Chelsea, tepat seminggu
kemudian pada Boxing Day, Cantona membantu MU bangkit dari kekalahan 3-0
di babak pertama untuk memaksa imbang Sheffield Wednesday 3-3 dan
mencetak gol keduanya. Namun justru dua minggu kemudian, 9 Januari 1993
saat berhadapan dengan Tottenham Hotspurs-lah Cantona menunjukkan
kelasnya dengan mencetak satu gol dan membantu terciptanya 3 gol lain
untuk hasil akhir 4-1 bagi MU. Musim itu berakhir dengan gelar juara
Premier League dengan jarak 10 point dari peringkat kedua, gelar ini
adalah gelar juara liga pertama bagi MU di ranah Inggris sejak tahun
1967.
Cantona menjadi pemain pertama – dan
sampai saat ini satu-satunya – pemain yang pernah bermain untuk dua klub
berbeda yang memenangkan Premier League dua tahun berturut-turut. Musim
berikutnya, setelah berhasil mempertahankan gelar juara liga, Cantona
mencetak dua gol penalti untuk memenangkan Piala FA dengan total angka
4-0 atas Chelsea. Cantona terpilih sebagai PFA Player of the Year musim
itu.
Di musim ketiga, Cantona dan Man Utd
sepertinya masih melanjutkan tradisi juara dengan permainan yang
konsisten dan hasil yang bagus. Sayang semuanya berakhir berantakan dan
MU harus menyerahkan tahta ke Blackburn Rovers. Semuanya bermula pada
kejadian yang berlangsung pada tanggal 25 January 1995, Cantona yang
sedang melangkah ke kamar ganti terprovokasi oleh Matthew Simmons,
seorang hooligans Crystal Palace. Cantona yang tidak terima dengan
ejekan Simmons melakukan tendangan kungfu diikuti oleh pukulan beruntun.
Kasus yang menjadi berita utama di media Inggris dan dunia ini membuat
Cantona menerima denda dan hukuman tidak boleh bermain selama setahun
dalam pertandingan bola manapun di tanah Inggris dan Wales. Dalam sebuah
konferensi pers dan di tengah serangan pertanyaan wartawan, Cantona
mengeluarkan pernyataannya yang paling terkenal dengan tenang, “Ketika
camar mengikuti kapal pukat, itu karena mereka pikir sarden akan
dilemparkan ke dalam laut. Terima kasih banyak.” Usai pernyataan itu,
Cantona bangkit dari kursi dan melenggang pergi dengan santai dari
hadapan pers.
Cantona yang meledak-ledak sering
mengundang kontroversi, pada musim pertamanya dengan MU, Cantona memukul
seorang fan Leeds yang meledeknya dan harus membayar denda. Di musim
kedua, usai diusir keluar lapangan pada Piala Champions saat berhadapan
dengan Galatasaray, Cantona beradu mulut dengan seorang wasit dan harus
absen dalam lima pertandingan karena mendapat kartu merah pada dua
pertandingan berturut-turut.
Setelah masa hukumannya selesai, Cantona
tampil impresif pada debut melawan Liverpool. Ia mengirim assist untuk
Nicky Butt dan mencetak satu gol penalti. Medio Januari, gol Cantona ke
gawang West Ham United mengawali 10 kemenangan beruntun di liga untuk
mengejar defisit 10 poin dari Newcastle United. Gol tunggal Cantona
kembali terjadi pada beberapa pertandingan berikutnya, sekaligus ketika
Cantona menciptakan gol untuk menyamakan kedudukan dengan QPR pada
tanggal 9 Maret yang pada akhirnya membawa Man Utd merebut tahta dari
Newcastle United. Mereka tidak tergoyahkan hingga akhir musim dan
memenangkan gelar ketiga liga dalam empat musim terakhir. Tidak cukup
itu saja, Cantona mencetak satu-satunya gol yang memberikan gelar Piala
FA bagi MU saat berhadapan dengan Liverpool dengan sebuah gol indah yang
mungkin gol terbaik Cantona sepanjang masa. Cantona kembali dari
masa-masa gelap dalam hidupnya untuk membawa Man Utd menjadi tim pertama
yang dua kali memenangkan gelar ganda.
Kepergian Steve Bruce di musim
berikutnya menahbiskan Cantona sebagai kapten United, sekaligus sang
raja di Old Trafford. Dengan barisan pemain muda seperti Ryan Giggs,
David Beckham, Paul Scholes, Nicky Butt dan Gary Neville dalam
bimbingannya, Man Utd mempertahankan gelar di musim berikutnya.
Sayangnya, secara mengagetkan Cantona memutuskan bahwa ini adalah musim
terakhirnya bermain sepakbola profesional dan ia menggantungkan sepatu
di usia 30 tahun.
Eric Cantona bersumpah kalau ada
satu-satunya alasan dia kembali ke dunia sepakbola Inggris, itu hanyalah
untuk dan hanya untuk menjadi orang nomor satu di Manchester United.
6. David Beckham
Di masa surutnya ‘pemerintahan’ King
Eric, karir seorang pemain muda berbakat justru dimulai. Namanya
Beckham, David Beckham, mungkin selebritis bola terbesar sepanjang
jaman. Dibesarkan sebagai bagian dari Fergie’s Fledgling seperti halnya
Ryan Giggs, duo Gary dan Phil Neville, Nicky Butt dan Paul Scholes serta
pemain baru lain seperti Solksjaer dan Roy Keane, Beckham hanya tinggal
menunggu waktu saja sebelum ia masuk ke tim utama. Di awal debutnya di
Setan Merah, Beckham justru mengenakan nomor punggung keramat dunia
sepakbola, nomer 10 yang ditinggalkan oleh Mark Hughes. Pada
pertandingan perdana melawan Galatasaray pada tahun 1994, Beckham
mencetak gol untuk membantu MU memenangkan pertandingan 4-0.
Musim berikutnya Becks – panggilan
Beckham, dipinjamkan ke Preston North End untuk mencari pengalaman di
luar Man Utd. Hal yang paling mengesankan? Becks mampu mencetak gol
langsung dari sebuah tendangan penjuru. Musim berikutnya Becks kembali
ke squad Setan Merah.
Nama pemuda tampan kelahiran 2 Mei 1975
di Leytonstone, London ini menjadi buah bibir ketika di tahun 1996, ia
mencetak gol ajaib saat Man Utd berhadapan dengan Wimbledon. Kenapa gol
itu begitu spesial? Karena Becks mencetak gol dari tengah lapangan,
kemampuannya jelas bukan main-main. Pada saat itulah mata publik mulai
memperhatikan pemuda yang sensasional ini. Pada musim itu, Becks
dianugerahi PFA Young Player of the Year.
Begitu hebatnya kemampuan pemuda Beckham
di mata Alex Ferguson, tahun berikutnya, Becks mendapatkan nomer
punggung ‘kehormatan’ yaitu nomer 7 ketika pos itu ditinggalkan Eric
Cantona. Sayang kepergian sang raja membuat United seperti anak ayam
kehilangan induk dan Arsenal memanfaatkan kesempatan untuk meraih gelar
juara.
Masa keemasan Becks datang di tahun 1999
ketika ia menjadi bagian dari sejarah dengan membawa Man Utd
memenangkan tiga gelar juara, Piala FA, juara Liga Inggris dan juara
Piala Champions. Ketiga gelar ini diraih dengan kemenangan fantastis
yang harus direbut dengan perjuangan sepanjang musim. Musim berikutnya,
Becks berhasil menjadi runner up European Footballer of the Year dan
FIFA World Player of the Year di belakang Rivaldo. Hasil ini juga
membantunya menjadi kapten tim nasional Inggris mulai dari tahun 2000
hingga 2006 sebelum ia mundur dari jabatan tersebut.
Hubungan renggang dengan pelatih
legendaris Sir Alex Ferguson usai pernikahannya dengan Victoria Adams
anggota Spice Girls membuat Becks angkat kaki dari Old Trafford dan
memilih Santiago Bernabeu sebagai tujuan berikutnya. “Tidak pernah
terjadi masalah sampai ia menikah. Dia biasa berlatih di akademi pada
malam hari dengan tekun, dia anak muda yang fantastis. Memasuki
pernikahan dengan sorotan dunia entertainment bukanlah hal yang mudah –
sejak saat itu, hidupnya tidak pernah sama lagi. Begitu besarnya dia
sebagai selebritis, sepakbola hanya menjadi bagian kecil kehidupannya.”
ungkap Sir Alex Ferguson ketika menyoroti pernikahan Beckham.
Pada kali lain, Sir Alex juga menyatakan
kekagumannya, “Beckham berlatih dengan kedisplinan untuk mendapatkan
akurasi yang tidak dipedulikan pemain lain.”
7. Cristiano Ronaldo (yang ini ane pengen balik lagi ke MU)
Pemuda kelahiran 5 Februari 1985 bernama lengkap Cristiano Ronaldo dos Santos Aveiro ini
mungkin salah satu pemain terbaik di dunia saat ini, pemain sayap yang
bisa didorong ke depan lengkap dengan akselerasi yang hebat, kaki yang
lincah, tendangan dan sundulan yang akurat serta tajam.
Saat pertama kali bergabung dengan
Manchester United Cristiano Ronaldo menginginkan nomor punggung 28, sama
seperti yang ia gunakan di Sporting. “Ketika aku bergabung, manajer
menanyakan nomor punggung mana yang aku inginkan. Aku bilang 28. Tapi
Ferguson bilang tidak. ‘Kamu akan mengenakan nomor punggung 7’. Nomor
punggung itu adalah legenda dan menjadi penambah motivasi.”
Ronaldo memulai debutnya bagi Setan
Merah sebagai pemain pengganti dalam duel melawan Bolton Wanderers. Gol
pertama Ronaldo dicetak melalui tendangan bebas ketika MU mengalahkan
Portsmouth 3-0 pada tanggal 1 November 2003. Ronaldo-lah pencetak gol
United ke-1000 dalam kompetisi Liga Inggris pada tanggal 29 Oktober 2005
walaupun pada saat itu MU menderita kekalahan 1-4 di tangan
Middlesbrough. Di musim pertamanya, Ronaldo mencetak 10 gol di semua
kompetisi dan gelar FIFPro Special Young Player of the Year pada tahun
2005 jatuh ke tangannya.
Musim berikutnya permainan Ronaldo yang
mulai menyatu dengan teman satu tim membuahkan hasil, permainan MU
berkembang pesat. Bulan November dan Desember 2006 Ronaldo mendapatkan
penghargaan Barclays Player of the Month, pemain ketiga dalam sejarah
Premier League yang meraih penghargaan ini berturut-turut setelah Robbie
Fowler pada tahun 1996 dan Dennis Bergkamp di tahun 1997. Golnya ke
gawang Manchester City pada tanggal 5 Mei 2007 menahbiskan gelar Premier
League pertama setelah empat tahun Setan Merah tanpa gelar dan sekali
lagi Ronaldo terpilih menjadi penerima penghargaan FIFPro Special Young
Player of the Year. Penghargaan ini kemudian disusul dengan gelar PFA
Players’ Player of the Year dan PFA Young Player of the Year sekaligus
PFA Fans’ Player of the Year untuk melengkapi hattrick penghargaan yang
diberikan padanya dalam satu musim.
Menyadari kemampuannya yang diatas
rata-rata, Man Utd memutuskan untuk memperpanjang kontrak Ronaldo dan
memberikan bayaran mingguan tertinggi sepanjang sejarah United untuknya.
Di tahun yang sama Ronaldo menjadi runner up Ballon d’Or di belakang
Kaká dan berada di tempat ketiga FIFA World Player of the Year di
belakang Kaká dan Lionel Messi.
Di partai final Piala Champions di akhir
musim 2007-2008 melawan rival satu liga, Chelsea, Ronaldo mencetak gol
pembuka setelah menit ke-26 walaupun kemudian Chelsea mencetak gol
balasan dan pertandingan harus diperpanjang ke adu penalti. Ronaldo
gagal mencetak gol pada adu penalti dan MU seakan sudah kehilangan
harapan untuk memenangkan gelar. Beruntung, keajaiban terjadi. John
Terry terpeleset karena licinnya lapangan dan tembakannya melenceng.
Setan Merah memenangkan Piala Champions dengan kemenangan 6-5 atas
Chelsea. Musim hebat itu diakhiri Ronaldo dengan penghargaan UEFA Fans’
Man of the Match melalui penampilannya di final Piala Champions.
Sepanjang musim Ronaldo mencetak 42 gol di semua kompetisi, 4 gol lebih
sedikit dibandingkan rekor 46 gol dalam semusim yang diciptakan Denis
Law pada musim 1963-1964.
2 Desember 2008, Ronaldo menjadi pemain
Man Utd pertama yang meraih Ballon d’Or sejak George Best di tahun 1968
dan mengungguli rival terhebatnya, Lionel Messi. Dia juga menjadi pemain
Premier League pertama yang mendapatkan gelar FIFA World Player of the
Year, juga pemain Portugal pertama sejak Luis Figo di tahun 2001.
Memperoleh segalanya di Manchester
United membuat Ronaldo jenuh, konon dia ingin tantangan baru dan
menyampaikan niatnya untuk hijrah ke Real Madrid, tim yang telah
mengejarnya sejak dua tahun belakangan. Setelah musim sebelumnya
berusaha keras menahan kepergian Ronaldo, Ferguson akhirnya mengijinkan
anak emasnya itu pindah dan kucuran dana hebat Real Madrid menjadikan
Cristiano Ronaldo sebagai pemain termahal dunia.
8. Michael Owen
Michael James Owen lahir 14 Desember
1979 di Chester, Inggris. Mengikuti jejak ayahnya bermain bola, Owen
mengawali karir di Liverpool pada tahun 1996 dan masuk ke tim utama
sejak Mei 1997. Di musim pertamanya, Owen memuncaki tangga top skor,
prestasi ini diulanginya di musim berikut. Masa keemasannya hadir pada
tahun 2001 ketika Liverpool memenangkan Piala UEFA, Piala FA dan Piala
Liga. Hasil ini menghadirkan penghargaan Ballon d’Or bagi Owen. Selama
karirnya di Liverpool, Owen mencetak 118 gol dalam 216 penampilan.
Di tingkat nasional, Owen dipanggil
masuk ke timnas di tahun 2008 untuk menjadi pemain Inggris termuda di
Piala Dunia. Di sana, ia juga menjadi pencetak gol termuda.
Penampilannya di Piala Dunia 1998 menjadi sorotan dan pujian pengamat,
ia mencetak gol lagi bagi timnas Inggris di Euro 2000, Piala Dunia 2002
dan Euro 2004. Owen adalah satu-satunya pemain yang telah mencetak gol
di empat turnamen besar bagi Inggris.
Tahun 2004 Owen pindah ke Real Madrid
namun gagal menempati starting lineup, walaupun begitu Owen berhasil
mencetak 13 gol. Musim berikutnya Owen pulang ke Liga Inggris untuk
bergabung dengan Newcastle United, karirnya seakan membaik di awal
musim, sayang cidera memaksanya absen hingga 18 bulan. Ketika kembali ke
lapangan hijau, dia menjadi kapten The Magpies dan menjadi pencetak gol
terbanyak bagi Newcastle sepanjang musim. Sayang prestasi The Magpies
hancur lebur. Di akhir kontraknya, Newcastle terdegradasi ke divisi 1
dan Owen pun angkat kaki ke Theatre of Dreams dengan status bebas
kontrak.
Kepergian sang mahabintang Cristiano
Ronaldo membuat kostum bernomor punggung 7 tanpa nama. Sir Alex Ferguson
memberikan kostum legendaris itu pada Owen. Ia mencetak gol perdana
bagi MU pada pertandingan persahabatan melawan Malaysian XI sebagai
pemain pengganti. Gol resmi pertamanya hadir ketika MU mengalahkan Wigan
Athletic 5-0 dan hattrick pertamanya sejak 2005 hadir ketika MU
mencukur Wolfsburg 3-1 di ajang Piala Champions.
izin copas ya mas.
BalasHapus