Sabtu, 27 Juli 2013

Hal yang Akan Dirindukan dari Sosok Ferguson

Ferguson memiliki berbagai ciri khas
yang layak dikenang.

Sir Alex Ferguson akhirnya resmi
pensiun sebagai manajer Manchester United
akhir musim ini. Berbagai torehan emas sudah
diciptakan oleh pria asal Skotlandia ini sejak
mendarat di Old Trafford pada November
1986.

Ada beberapa hal yang menjadi ciri khas pria 71
tahun ini yang tentukan tak bisa dilupakan
begitu saja. Berikut 10 hal yang akan dirindukan
dari sosok Fergie jika nanti dia benar-benar
pensiun seperti dilansir Daily Mail:
1. Waktu Fergie
Ketika ofisial menunjukkan waktu injury time
empat menit, maka itulah saatnya MU bangkit
untuk meraih gol kemenangan. Itu terjadi dan
terus terjadi, sepertinya ada kekuatan
tertentu dari Ferguson di pinggir lapangan.
Istilah Fergie Time atau waktu Fergie bukan kali
pertama terdengar pada 1999, saat MU meraih
kemenangan dramatis atas Bayern Munich di
Liga Champions. Istilah ini sudah ada pada April
1993. Saat itu MU mengalahkan Sheffield
Wednesday 2-1. Steve Bruce mencetak gol
kemenangan pada menit keenam injury time.
Saat injury time terjadi, drama besar bisa saja
terjadi. Dan saat itulah ada 'Fergie time'.
2. Tradisi permen karet
Bagi beberapa fans, Ferguson adalah
Manchester United. Dalam setiap
pertandingan, Fergie hampir selalu terlihat
sedang mengunyah permen karet.
Fergie juga seringkali dijumpai mengenakan
sweater hitam dan topi khas Wales pada saat
latihan jelang laga besar.
3. Pernyataan singkat
Ferguson beberapa kali mengeluarkan
pernyataan yang menarik disimak. Dia pernah
memuji penampilan Roy Keane di semifinal Liga
Champions 1999, padahal Keane tak bisa
bermain di partai final.
Dalam suatu kesempatan Fergie sempat
mengatakan tak akan menjual Ronaldo ke Real
Madrid. Beberapa saat kemudian, CR7 justru
dijual ke Los Blancos dengan nilai £80 juta.
4. Hair-dryer
Para pemain mungkin beruntung bisa
mendapat celotehan Fergie (hair-dryer) di
pintu tertutup. Sementara itu manajer, wasit,
tim lawan, dan jurnalis tentunya melihat dari
konferensi pers.
Ferguson jarang terlibat perang kata-kata
dengan manajer lain. Namun musim ini dia
sempat menyebut manajer Newcastle United,
Alan Pardew sebagai 'manajer klub kecil dari
Timur Laut'.
5. Bersitegang dengan pemain
Ferguson sempat terlibat pertengkaran
hebat dengan sesama manajer, Arsene
Wenger dan Rafael Benitez. Beberapa pemain
bintang Setan Merah juga sempat mengalami
insiden dengan Fergie.
Ferguson menyebut 'insiden aneh' ketika dia
diduga menendang sepatu boot yang mengenai
pelipis kiri David Beckham. Fergie juga sempat
diberitakan menyebut Paul Ince "pengganggu"
saat sang pemain meninggalkan MU.
Jaap Stam sempat ditemui Fergie di pom
bensin setelah adu argumen di tempat latihan.
Dalam autobiografinya Stam menyatakan
Fergie masuk ke mobilnya dan memintanya
untuk pergi. Stam dijual ke Lazio dengan nilai
£16.5 juta.
6. "Anda tak akan memenangi apapun
dengan pemain muda"
Filosofi ini tak ada di MU. Para pemain muda
mendapat kesempatan besar bermain di Setan
Merah, termasuk pemain pribumi. Fergie tak
pernah takut membeli pemain Britania Raya.
Baru-baru ini dia membeli pemain Inggris
seperti Phil Jones dan Chris Smalling. Bahkan
sekarang sukses memboyong Wilfried Zaha
dan Nick Powell.
7. Loyalitas
Ferguson memiliki ikatan cukup erat dengan
para pemainnya. Ini membuat beberapa pemain
bertahan dalam waktu lama di MU seperti Ryan
Giggs dan Paul Scholes.
8. Dad Dancing
Pada tahun 1993 Fergie mengatakan Eric
Cantona terinspirasi dengan cara fans
separuh baya yang meloncat-loncat seperti
anak dua tahun. Itu sebabnya Fergie masih tak
canggung merayakan gol penting dengan cara
anak kecil. Senyuman anak kecil, berjingkrak-
jingrak dan ekspresi kegembiraan di lapangan.
9. Para pemain bintang
Kemampuan MU meraih kemenangan mungkin
terlihat seperti mesin. Namun para pemain
Setan Merah telah lama menunjukan
kreativitas individu dan kerjasama yang solid.
Ryan Giggs dan Robin van Persie telah
berkembang di bawah arahan Ferguson yang
sanggup menjadi pemain kunci Setan Merah.
Sepanjang kesuksesan MU dan permainan
menyerang yang diterapkan, hanya 4 kali
pemain MU merebut Sepatu Emas. Dua di
antaranya Dwight Yorke pada 1999 dan Dimitar
Berbatov pada 2011 harus berbagi gelar itu
dengan pemain lain. Ini menunjukkan MU lebih
terbentuk sebagai tim dibandingkan individu.
10. Trofi
13 Gelar Premier League, 2 Liga Champions, 5
Piala FA, dan 4 Piala Liga. Itu di antara 24 trofi
yang sempat diraih Ferguson. Pencapaian
yang luar biasa dan begitu konsisten.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar